Solusi alternatif apapun perlu dicoba selaras dengan kemampuan inovasi anak bangsa ini. Kita juga bisa belajar dari negara-negara lain agar bisa mengatasi masalah yang dihadapi bangsa kita sendiri saat ini | Ino Sigaze.
Topik pilihan (Topil) tentang cara mengatasi cuaca terik ekstrem itu kembali ditawarkan setelah setahun berlalu. Topil ini muncul bersamaan dengan musim panas yang membuat manusia saat ini menjerit.
Keadaan panas terik yang menjadikan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan ini menjerit dan mati sudah pasti akan menjadi problem global.
Pemanasan global tentunya bukan lagi persoalan manusia di benua beriklim tropis. Hal ini karena, kenaikan suhu panas mencapai 40 derajat celsius itu sudah terjadi pula di Eropa tahun lalu.
Artinya bahwa apa yang dialami Indonesia saat ini, sudah menjadi bagian dari jeritan masyarakat manusia umumnya di mana saja. Nah pertanyaannya apakah ada kemungkinan solusi untuk menghadapi cuaca terik ekstrem itu?
Pada umumnya orang menawarkan solusi seperti tanam pohon dan tanaman hias untuk di rumah, dinding dan lain sebagainya, tetapi bagaimana jika cuaca terik itu ekstrem dan dalam kurun waktu lama.
Kita tahu bahwa krisis energi bahan bakar telah berada pada sisi dari besarnya kebutuhan manusia akan energi itu pada sisi lainnya.
Sementara itu, sebagian besar penduduk di kota-kota besar hampir tidak punya pilihan lain ketika cuaca terik ekstrem itu tiba, selain menggunakan AC.
Berapa kebutuhan listrik dalam sebulan, jika AC digunakan selama 24 jam?
Dari latar kendala seperti itulah, saya coba menyoroti 4 solusi alternatif yang sekaligus bisa sebagai tantangan pada generasi muda Indonesia untuk berinovasi untuk mengatasi cuaca terik ekstrem.