Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Paskah, Asal-Usul dan Musim Semi Pilihan Konsili Nicea

Diperbarui: 9 April 2023   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paskah, asal-usul dan musim semi pilihan konsili Nicea | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Minggu Suci yang sudah diawali dengan perayaan Minggu Palma kini memasuki hari Puncaknya yakni Paskah.

Paskah di tahun ini tepat pada 9 April 2023 punya suasana baru yang sungguh menyenangkan.

Di Eropa Paskah tahun ini persis berada di musim Semi yang ditandai dengan mekarnya bunga-bunga dan pohon-pohon menunjukkan pucuk baru yang segar dan indah.

Sebelum Pentakosta dan Natal, Perayaan Paskah adalah hari raya tertinggi dalam Gereja Katolik. Pada Paskah, orang Kristen merayakan kebangkitan Yesus dan kemenangan-Nya atas kematian dan dosa.

Pada umumnya, Paskah adalah salah satu hari libur yang dapat dipindahkan dan bergantung pada bulan purnama musim semi. Dampaknya adalah bahwa tanggal Perayaan Paskah setiap tahun berubah-ubah, tetapi sudah pasti selalu berlangsung pada bulan Maret atau April.

Tidak heran, jika orang Kristen dan non-Kristen mengasosiasikan Paskah dengan sukacita musim semi, dengan cahaya dan kehangatan.

Sukacita ini diperkuat dengan masa tobat Paskah sebelumnya, masa Prapaskah 40 hari yang dimulai dengan Rabu Abu.

Asal-usul Paskah

Asal usul kata Paskah tidak jelas: banyak yang berbicara tentang turunan dari bahasa Jermanik kuno "Austro", yang berarti "fajar", tetapi dewi musim semi Jermanik Ostara juga bisa menjadi nama yang sama untuk Paskah.

Awalnya, komunitas Kristen mula-mula merayakan perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit setiap hari Minggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline