Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Kursus Integrasi Budaya, Pintu Bebas Resah dari Wisman Nakal

Diperbarui: 21 Maret 2023   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kursus integrasi budaya, pintu masuk bebas resah dari wisman nakal | Dokumen diambil dari: wiesbaden.de

Sorotan media sosial akhir-akhir ini mengerucut pada aksi-aksi tidak terpuji dari bule atau para turis di Bali dan beberapa tempat lainnya di Indonesia.

Memang sorotan tema itu menarik untuk dibahas karena sejalan dengan arus pariwisata internasional yang semakin global. Bahkan tidak sedikit pula orang asing yang mau tinggal lama dan menjadi warga negara Indonesia.

Nah, terkait tinggal lama dan hidup sebagai wisatawan di Indonesia tentu saja punya prinsip dan aturan yang mesti ditaati. Prinsip itu sebetulnya sama di semua negara.

Beberapa prinsip itu antara lain penyesuaian diri dan ketaatan pada disiplin hukum yang berlaku di negara tersebut. Dalam hal ini bule dari mana saja harus bisa menyesuaikan diri dan taat pada aturan-aturan yang berlaku di Indonesia.

Oleh karena itu, beberapa hal ini penting dilakukan supaya para wisatawan, turis atau bule bisa punya kesadaran yang sama seperti dengan warga Indonesia lainnya:

Apa itu integrasi?

Kata integrasi muncul sejak abad ke-19 dari kata bahasa Latin "Integratio" yang berarti Wiederherstellung, Erneuerung atau restorasi, pembaharuan. 

Sedangkan kata kerjanya adalah "integrare"  yang berarti integrasi wiederherstellen atau merestorasi, tetapi juga erneuern atau membaharui. 

Oleh karena itu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan integrasi sebagai suatu pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Dalam konteks tulisan ini, integrasi bisa dipahami sebagai satu proses yang membuka wawasan, pemahaman, pengetahuan teoritis dan praktis kepada warga asing yang tinggal lama atau menetap di Indonesia supaya mereka mampu beradaptasi dengan baik.

Ya, tentu saja kita berharap bahwa melalui proses integrasi itu, wisata mancanegara (wisman) tidak bisa sesuka hati hidup di Indonesia, tetapi taat hukum dan mampu menyesuaikan diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline