Datang kepada keheningan lalu bisa menulis 10 menit itu pengalaman pertama untuk tidak membiarkan hari ini berlalu tanpa tulisan | Ino Sigaze.
Tepat jam 10.45 waktu Jerman terdengar suara pintu terbuka. Suara pertanda ada yang datang. Penasaran ingin tahu siapa, saya coba melihat ke arah pintu itu, terlihat seorang ibu dengan kursi roda datang ke kapela.
Ia berdiri di samping altar lalu menengadah ke arah sebelah kanan. Ia berdiri tegak, kedua tangannya memegang kursinya. Ibu itu terlihat begitu tenang dan damainya sendiri di kapela itu.
Dari ruangan sebelahnya, saya terus mengamati apa saja yang dilakukannya.
Tak terdengar suara. Ya, di dalam kapela itu begitu sunyi. Cuma dari kejauhan terdengar sirene panjang dari mobil pemadam kebakaran.
10 menit kemudian ia membubuhkan tanda imannya, lalu menunduk dengan sangat pelan. Ia pergi meninggalkan ruangan kapel itu.
Sambil menyiapkan bunga untuk perayaan besoknya, saya seperti sedang dikonfrontasi oleh kehadiran ibu itu.
Bukankah kenyataan itu menarik untuk saya refleksikan?
Mengapa ia datang ke kesunyian? Apakah ada hal yang sedang dihadapinya? Apakah itu adalah caranya yang mengajarkan saya supaya jangan lupa menyisihkan waktu 10 menit untuk mengarahkan hati kepada Tuhan?
Semua pertanyaan bisa saya ajukan, namun semuanya tanpa ada jawaban. Ia telah pergi dan saya seorang diri di dalam ruangan tua itu.
Bunga sudah saya tata di atas meja altar dan saya ingin mengambil waktu 10 menit untuk hening sendiri di kursi paling belakang.