Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Awan, Kursi Kosong dan Kata Hati

Diperbarui: 13 Januari 2023   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awan, kursi kosong dan kata hati | Dokumen pribadi oelh Ino

Di tengah awan kelam tersingkap tirai cahaya. Gugusan awan hitam berlari ke barat dengan langkah yang tak dilihat.

Begitu cepat pergi dan menghilang, membaur dengan awan-awan lain yang tidak ingin namanya dikenal.

Awan hanya sebuah nama di kelopak langit yang berubah-ubah warna, kadang cerah, kadang abu-abu hitam.

Sekejap pejamkan mata, tampak di depan jendela yang tertutup rapat, dua kursi kosong di bawahnya. 

Mata terpana pada dinding putih berhiaskan dua kursi kosong di depannya. 

Kenapa harus ada kursi kosong? Sedens vacant tak pernah purna.

Ada waktunya yang kosong diisi oleh orang-orang yang tidak dikenal. Siap atau tidak semua akan berjalan sesuai rencananya.

Seorang pria tua dengan sengaja meletakkan topi koboi di atas kursi sebelah kanan. Ia duduk cuma 10 menit lalu pergi meninggal topi di kursi sebelahnya. 

Saya hanya berpikir, pria tua itu seorang pelupa. Ia bisa meninggalkan topinya tanpa tahu kapan harus mengambilnya kembali.

Pada kursi kosong itu tergeletak sebuah topi dari pria tua yang barusan dipanggil dokter gigi ke ruang sebelahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline