Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Mengenal Pendekatan Caleg "Gesa - Wasi" dan Solusi Seleksi Caleg Sebelum Pileg

Diperbarui: 12 Januari 2023   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Mural jelang Pemilu Serentak. (Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM))

Proses seleksi caleg itu dilakukan untuk mengukur kemampuan caleg yang bisa membawa aspirasi masyarakat. Pembawa aspirasi perlu punya pendekatan yang tidak semata-mata mengutamakan uang, tapi dari komitmen dan kepeduliannya yang nyata | Ino Sigaze.

Pesta demokrasi berulang setiap lima tahun dengan riuh suasana politik yang berbeda-beda dari tahun ke tahun. Suasana menjelang pesta demokrasi itu ditandai dengan waktu pencalonan anggota dewan legislatif.

Kenyataan yang menarik dan selalu berulang adalah bahwa calon anggota dewan bermunculan dengan poster besar yang ditempelkan di pinggir jalan.

Sedikit bertuliskan identitas diri, lengkap dengan gelar-gelar akademik bagi yang ada, motto dan asal daerah pencalonan tampak caleg mulai menjadi buah bibir masyarakat. 

Aksi selanjutnya adalah para caleg menjadi orang yang begitu ramah dan rajin "turba" alias turun kebawah menjumpai masyarakat sederhana.

Sejak ancang-ancang menjadi caleg hingga resmi menjadi caleg, irama hidup mereka terlihat hampir sama; hadir dalam setiap pesta saat diundang sambil membawa amplop sedikit lebih tebal.

Pola-pola caleg mengkampanyekan diri mereka tampak sama. Tidak hanya itu, ada juga metode yang dalam bahasa daerah Ende, Flores disebut "gesa" dan "wasi." Lebih lanjut, coba kita dalami metode ini.

Gesa dan wasi, metode pendekatan caleg

Gesa itu semacam blusukan ringan di tengah masyarakat untuk bincang-bincang bersama dua atau tiga orang dan selebihnya. Ya, hampir menyerupai ngobrol bareng di pinggir jalan, di kebun, di pasar, di pertokoan dan banyak tempat lainnya.

Kehadiran caleg itu selalu mempesona karena mereka selalu hadir sebagai orang yang cerdas bicara, punya wawasan luas, perlahan-lahan bicara politik dan gagasan-gagasan.

Lebih dari itu, tidak pernah terlewatkan dari "gesa" itu adalah "wasi." Dalam setiap momen "gesa" itu, caleg pasti melakukan aksi "wasi" itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline