Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Bagaimana Orang Bisa Memberikan Cinta dengan Tatapannya?

Diperbarui: 25 November 2022   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana orang bisa memberikan cinta dengan tatapannya? | Dokumen diambil dari Eltern.de

Memberikannya cinta dengan tatapan yang teduh dari kedalaman hati yang sepi dari ambisi akan selalu melahirkan bias positif berupa kedamaian, sukacita, gairah baru untuk maju dalam hidup | Ino Sigaze.

Tengah malam ketika diseret kesedihan pasca kekalahan Jerman melawan Jepang, lalu diperparah dengan sengatan dingin 3 derajat, saya coba membuka mata perlahan-lahan dan coba mengetuk pintu Kompasiana. 

Saat itu saya melihat artikel dari penulis Kompasiana Ayra Amirah dengan judul cerpennya, "Aiseta dan bunga-bunga musim semi." Judul cerpen itu sekejap memotivasi saya untuk membacanya. Pada satu halaman, mata saya terhenti karena berjumpa dengan ungkapan ini, "memberikannya cinta dengan tatapan." 

Saya menulis dalam kolom komentar untuk meminta izin dari mbak Ayra agar sepenggal kata itu bisa saya kutip dalam tulisan saya. Lama saya menunggu, namun rupanya mbak Ayra belum menjawab. Saya pun memberanikan diri mengutip dengan referensi nama Ayra Amirah sebagai penulisnya. Tapi, pagi ini saya sudah dapat izinannya. Terima kasih untuk Mbak Ayra Amirah.

Penggalan ungkapan itu begitu menyentuh hati saya, sampai terasa seperti merangkum kembali beberapa peristiwa dalam hidup saya. Mungkin lebih tepat kalau saya mengatakan kata-kata itu telah menyengat saya hingga saya pulang kembali kepada hari-hari lalu yang terlewatkan tanpa menyisakan kata yang bermakna.

"Memberikannya cinta dengan tatapan," saya mengangkatnya sebagai judul besar untuk saya refleksikan dengan latar belakang pengalaman pribadi di beberapa negara yang berbeda:

1. Perjumpaan dengan anak-anak Yahudi di dataran pegunungan Yudea, wilayah selatan kota Israel

Desember 2019, tepatnya di perkampungan di lereng pegunungan Yudea, saya merasakan bahwa di sana momen tentang "memberikannya cinta dengan tatapan." 

Saat itu saya berjalan bersama seorang tour guide yang adalah seorang Israel suku Lewi. Tiba-tiba saja, ia berhenti di belakang tembok dan menunjukkan kepada saya bahwa di dalam rumah itu ada banyak anak-anak Yahudi yang dididik secara khusus sejak kecil.

Saat kami melihat mereka dari jeruji besi, anak-anak itu pun melihat dan Tour guide itu menyapa mereka dengan kata-kata dalam bahasa Ibrani.

Saya tidak bisa mengatakan apa-apa, mesti pernah sedikit belajar bahasa Ibrani. Saat itu saya benar-benar hanya bisa menatap, ya mungkin itulah kata yang tepat dari penulis Ayra Amirah, "memberikannya cinta dengan tatapan." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline