Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Apakah Penulis Itu Seperti Rajawali?

Diperbarui: 20 November 2022   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah penulis itu seperti rajawali? Dokumen screenschot dari ta2020photography.

Filosofi rajawali dalam dunia tulis menulis, tidak akan pernah melupakan kecermatan pengamatan dan kejelian menginvestigasi fakta, hingga  perhatian pada diksi dan kenyataan-kenyataan kecil dari isu-isu terkini | Ino Sigaze.

Dalam satu penelusuran kemarin siang pada dinding Facebook, tiba-tiba dikejutkan oleh video singkat tentang seekor rajawali yang tengah terbang rendah dan menangkap ikan, lalu terbang lagi menuju dahan ranggas untuk berhenti sejenak. 

Gambar Rajawali dan pertanyaan awal yang mengganjal nalar

Gambar itu sepintas membungkam pikiran, hingga cuma terdiam sambil mencermati dan bertanya maksudnya apa sih? 

Penampakan realitas yang spontan itu perlahan-lahan menggoda nalar untuk sebuah interpretasi rupa-rupa. Pertama-tama gambar itu menyeret saya pada suatu gagasan tentang Indonesia pasca KTT G20, fase menangkap peluang dan mencermati isu global. 

Entah kenapa saya sendiri tidak berani meneruskan gagasan samar-samar itu. Tidak mau memperdalam ide yang cuma samar-samar, saya menatap sekali lagi gambar itu. Terbersit suara yang sangat halus terdengar katanya, "tulislah tentang penulis yang menangkap realitas dan jeli mencermati isu dunia terkini. 

Sepintas ada sukacita kecil dalam hati saya. Ya, saya mencoba membaca gambar itu dengan memposisikannya sebagai satu gambar metafora tentang seorang penulis di era digital sekarang ini. 

Apakah penulis itu seperti Rajawali? 

Penulis memang tetap saja seorang manusia dan bukan Rajawali, namun kualitasnya bisa diumpamakan dengan sang rajawali. Rajawali punya sayap yang kuat, ia mampu juga terbang tinggi.

Mungkin itu isyarat tentang seorang penulis yang punya jam terbang tinggi. Tidak hanya itu, ternyata rajawali punya cakar yang tajam, mungkin itu bagaikan jari jemari penulis yang bisa di mana dan kapan saja menulis dan merangkai kata-kata. 

Jari-jari penulis go digital begitu akrab dan bisa nyaman dengan kenyataan multitasking yang kekinian. Seperti rajawali, penulis perlu cepat menyimpan gagasan yang muncul sekejap, bahkan samar-samar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline