Selera dan kriteria kaum milenial saat ini bisa saja akan menjadi target presentasi diri para capres setiap hari.
Jagat politik Indonesia memang sudah semakin bergetar. Pintu Pilpres 2024 mulai die goyang. Aneka nama mulai disebut sana sini, tak lupa usung dan jujung tokoh-tokoh pilihan masing-masing.
Nama pertama yang disebut di jagat maya Indonesia saat ini tentu saja Anies dan Surya Paloh. Rangkulan politis telah menaburkan semerbak aneka bau dan gema yang menyebar ke mana-mana.
Keduanya hadir memberi warna lain dibalik cerita duka di latar Kanjuruhan. Anis hadir dengan wajah penuh janji manis-manis, sementara itu layar sepak bola Indonesia hadir dengan asap duka dan semburan gas maut yang mengepul tinggi.
Dua momen itu terlalu sulit untuk dihubungkan, namun keduanya begitu dekat terjadi di tanah air bangsa kita. Apa kata Anies tentang tragedi Kanjuruhan?
Calon presiden usungan NasDem mestinya sudah mulai menakar kata dan memoles lidah, menghibur duka dan lara anak bangsa yang kehilangan sahabat dan sanak keluarga mereka di sana.
Kemunculan calon presiden tanpa kata dan pernyataan tentang konteks aktual situasi terkini bangsa ini, rupanya bisa dihubungkan tentang seberapa besar grad kepedulian sosialnya saat ini.
Capres entah siapa saja dari Partai pengusung mana saja akan terhubung dengan kriteria-kriteria yang tidak konstitusional dari kalangan bawah.
Nah, tulisan ini coba meringkas beberapa kriteria dan harapan yang bisa saja muncul dari kalangan generasi milenial. Ada beberapa kriteria Capres dalam bayangan generasi milenial saat ini:
1. Capres-cawapres 2024 itu peka dengan situasi sosial yang terjadi.
2. Capres-cawapres 2024 itu rajin selvi dengan rakyat sederhana di pinggir jalan dan mereka yang susah-susah.