Kreatifitas dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat perlu diimbangi dengan kemampuan berinovasi dari sumber-sumber daya alam.
Daun Noki dalam sebutan sehari-hari masyarakat Ende (wunu noki). Di kalangan masyarakat pedesaan, fungsi daun Noki memang sudah dikenal sejak lama.
Masyarakat tradisional sangat akrab dengan daun yang satu itu oleh karena fungsi istimewa yang tidak hanya mampu menghidupkan cita rasa dapur tradisional, tapi juga membangkitkan cita rasa dan lida orang-orang kota.
Sekilas tentang Noki
Noki termasuk kategori tumbuhan menjalar yang hidup di daerah pegunungan wilayah Ende, Flores, NTT. Tumbuhan Noki bisa hidup di daerah-daerah pegunungan dengan suhu rata 20-40 derajat celsius.
Sebagai tumbuhan menjalar, Noki memiliki ranting yang panjangnya bisa mencapai 3-4 meter.
Ranting utamanya sedikit lebih besar dari cabang-cabangnya. Tapi uniknya bahwa sekalipun noki berbunga dan berbuah, namun noki berkembang biak hanya melalui ranting-rantingnya yang tua dan bisa menghasilkan akar untuk kehidupan baru.
Daun noki sendiri berbentuk lonjong dengan penampakan yang sangat lembut dan mengkilap. Panjangnya daunnya sekitar 3-6 cm. Lebar daunnya sekitar 2-3 cm.
Pada pucuk muda yang baru tumbuh terlihat ukuran daunnya lebih kecil. Noki adalah tumbuhan liar yang umumnya digunakan masyarakat pedesaan sebagai bumbu sayur dengan cita rasa asam.
Fungsi daun noki
Sangat mungkin bahwa kadar asamnya cukup tinggi sehingga bisa meredakan bau pada daging. Fungsi lainnya bisa saja noki menjadikan daging lembut dan menetralisir kadar lemak dalam daging.