Anak berkebutuhan khusus butuh perilaku khusus yang intensif dari hati dan cinta yang tulus. Bukan cuma psikis yang disentuh, tetapi juga fisik ABK disentuh dengan getaran nadi kasih.
Tema sorotan Kompasiana kali ini sangat menarik hingga membuka kembali lembaran cerita hidup keluarga kami. Cerita dan pengalaman menghadapi anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan cerita unik yang selalu menuntut 3 perlakuan khusus.
Tiga perlakuan khusus itu yakni:
1. Memberi rasa nyaman pada anak
Memberi rasa nyaman sebenarnya merupakan tugas dan tanggung jawab yang bisa dimainkan oleh sang ayah dan sang ibu, namun hal itu menjadi mustahil karena sang ayah sudah sejak kecil meninggal dunia.
Anak berkebutuhan khusus itu akhirnya hidup seorang diri bersama mamanya. Apalagi sang kakaknya lama merantau di Malaysia.
Hal yang tidak kami duga yakni setelah kembali dari Malaysia kakak sepupu saya itu menderita seperti kehilangan kesadaran.
Coba bayangkan betapa berat tugas sang ibu, mana harus memikirkan adiknya yang berkebutuhan khusus dan kakaknya yang mengalami kehilangan kesadaran.
Satu hal yang saya perhatikan dari ibunya adalah memberikan perhatian khusus. Perhatian khusus yang terlihat nyata seperti ini:
1. Membawa putrinya ke mana saja ia pergi.
2. Memandikan dan merawatnya setiap hari tanpa mengeluh.