Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Kembali ke Kiblat Pancasila untuk Bangun Peradaban Bangsa

Diperbarui: 12 Juni 2022   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke kiblat Pancasila untuk bangun peradaban bangsa | Dokumen diambil oleh Agus Suparto

Mari kita semua kembali ke kiblat Pancasila agar peradaban bangsa kita kuat dan berkembang secara baik dan benar tanpa kekerasan.

Tema sorotan Kompasiana kali ini sangat aktual dan menarik karena bukan saja soal Pancasila tetapi dalam kaitannya dengan peradaban bangsa pada peringatan Hari Lahir Pancasila 2022.

Hari Lahir Pancasila tahun 2022 ini bagi saya sangat istimewa untuk bangsa Indonesia yakni dengan kedatangan Jokowi ke kota Ende, sebagai tempat lahirnya Pancasila (31/5/2022) untuk memperingatinya di sana.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya coba menyoroti hal apa saja yang penting bagi bangsa ini dalam membangun peradaban. 

Ada beberapa hal ini sebagai bangsa dan warga negara untuk bisa membangun peradaban dunia?

1. Daya tahan dan kreatifitas 

Soekarno dibuang di Ende dan dalam perjalanan waktu menemukan poin permenungan dan merumuskan Pancasila. Konteks pembuangan yang menghasilkan dan menginspirasi bangsa ini bagi saya adalah juga pesan penting kepada bangsa ini tentang daya kreatifitas anak bangsa apapun situasinya, sekalipun yang terburuk sekalipun, tetap bisa bertahan dan kreatif.

Dibuang tapi tetap berdaya hingga menginspirasi bangsa selamanya. Dalam alur pemikiran inilah, tentu di dalam ada keyakinan tentang penyertaan Tuhan. Jadi, poin ini merupakan percikan dari sila pertama Pancasila.

2. Sejarah punya bukti bahwa Soekarno punya titik permenungan yang kontemplatif 

Sewaktu Sekolah Menengah Atas (SMA), sering sekali sepulang sekolah duduk santai di dekat tempat di mana Soekarno merenungkan dan merumuskan Pancasila di tengah kota Ende itu. 

Ya persis di bawah pohon sukun. Bagi saya apa yang dilakukan Soekarno waktu itu merupakan suatu bentuk peradaban yang sesuai kultur budaya bangsa ini. Bahkan Soekarno sangat menghormati budaya dan adat istiadat setempat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline