Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Pamer Kesuksesan dan Keseimbangan Jiwa

Diperbarui: 14 April 2022   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tentang pamer kesuksesan dan keseimbangan jiwa | Dokumen pribadi oleh Ino

Jiwa yang seimbang tidak akan merasakan kepuasan dengan cara memamerkan kesuksesannya.

Keseimbangan jiwa datang ketika seseorang tidak merasakan emosi hati secara berlebihan, yaitu orang tidak melebih-lebihkan keberhasilannya dan juga tidak larut dalam kesedihan ketika mengalami kegagalan. 

Keseimbangan mental itu sendiri berkaitan dengan sikap batin, yang dapat dikendalikan dalam kesadaran. Bahkan poin penting yang perlu disadari manusia umumnya adalah bahwa manusia perlu menjadi individu dengan jiwa yang seimbang.

Mengenal diri sendiri atau juga mengenal persepsi diri dan tidak takut akan apa yang akan terjadi di masa depan merupakan bagian dari bukti bahwa seseorang percaya pada takdir, bahwa semua sudah diatur Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya.

Keseimbangan jiwa dalam ulasan ini bisa juga bersentuhan dengan tema tentang keseimbangan spiritual dalam hubungannya dengan keadilan. Istilah "adil" sebenarnya dipinjam dari kata Arab yang memiliki arti dasar "di tengah" dan "seimbang. 

Ide dasar yang terkandung dalam konsep keadilan adalah "keseimbangan". Ya, keseimbangan sebagai sikap batin yang tidak berlebihan terutama tentang kesuksesan dirinya sendiri.

Kemampuan untuk bersikap adil dan berlaku adil dalam hal ini berkaitan dengan kebijaksanaan. Apa sih kebijaksanaan itu? Secara sederhana, kebijaksanaan adalah kualitas pribadi yang diperoleh melalui pengetahuan yang lengkap dan seimbang tentang suatu hal. 

Saya masih ingat pada tahun 2013 saya punya kesempatan berdiskusi dengan seorang imam pemuka agama Islam di kota Malang. Waktu itu dia memperkenalkan gagasan tentang keseimbangan yang penting dalam kehidupan bersama. 

Referensinya adalah Al-Qur'an 55, 7-9. Menurutnya dasar biblis ini sebagai basis pembicaraan dalam hubungan tematik tentang keadilan, keseimbangan jiwa dan hukum kosmos. 

Dikatakannya bahwa ketiganya bukanlah kontradiksi. Orang-orang hanya dapat didorong untuk menjalankan hukum-hukum ini dengan kejujuran. 

Karena hubungan yang harmonis antara hukum keseimbangan, keadilan, dan hukum alam, setiap kali keadilan dilanggar, selalu ada reaksi keberatan yang datang tidak hanya dari manusia tetapi juga dari alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline