Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Membongkar Rahasia di Balik Isu Penundaan Pemilu 2024

Diperbarui: 10 Maret 2022   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membongkar rahasia dibalik isu penundaan pemilu 2024 | Dokumen diambil dari: br.napster.com

Konsistensi itu lebih menarik dan berarti karena di sana akan terbuka ruang bagi regenerasi.

Apa kabar Indonesia? Akhir-akhir ini tiupan angin bawa kabar tidak jelas semakin kencang. Kabar angin penundaan pemilu 2024 merebak sampai ke pelosok desa. Desas-desus itu lagi-lagi tidak jelas asal usul dan alasannya.

Siapa yang pernah mengatakan dengan tegas bahwa pemilu 2024 akan ditunda? Tidak ada sama sekali, bahkan Presiden Jokowi sendiri tidak pernah mengatakannya.

Nah, dari situ sudah jelas bahwa isu penundaan pemilu 2024 itu hanyalah suatu desas-desus rakyat.  Politik pasti punya desas-desus. Siapa yang tidak suka desas desus? Apakah desas desus adalah suatu pancingan?

Semua bisa saja dimaknai ganda. Semuanya tergantung pada siapa yang mendengar dan menafsirkannya. Hal pasti bahwa ada kegemaran baru sebagian orang Indonesia saat ini yakni bergosip tentang desas-desus.

Kebebasan baru memberikan pendapat menjadikan desas desus berubah wajah. Sebagian orang yang terlibat dalam politik praktis juga menyukai desas-desus. 

Meski tidak terlihat jelas wajah seperti apa mereka itu. Orang-orang itu tetap saja jadi penyebar isu. Bisa jadi, kategorinya sama dengan memelintir kata dan ucapan-ucapan pejabat publik. 

Tidak jarang pula, isu-isu disoroti dan disambung dengan pasal agama tertentu. Ya, hidup mereka seperti sedang dimanja oleh hobi baru mereka. Gemar bermimpi tentang negeri yang khaos dan riuh rusuh.

Ibarat memancing di air keruh, mereka menebar isu ditundanya pemilu itu. Ada harapan kail pancingan nyasar pada tenggorokan orang rakus. Bahaya dan resiko terburuk sudah menjadi bagian dari mimpi penebar isu.

Resiko mendekap di penjara dan hinaan pasti di depan mata. Resiko tuntutan massal, mungkin tidak bisa dibendung. Harap saja tidak pernah terjadi perubahan seperti itu. Desas desus semoga tidak akan berubah menjadi racun bagi pihak yang tamak dan rakus. 

Entah siapa penyebar isu hingga kini tidak pernah ada yang tahu. Meskipun demikian, publik bisa menakar kemana arah tiupan isu itu. Sasaran empuk belum tentu selalu lurus sesuai maksud penebar yang tersembunyi itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline