Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

PTM dan Post Traumatic Stress Disorder di Tengah Lonjakan Kasus Omicron di Jerman

Diperbarui: 20 Januari 2022   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kuliah tatap muka dapat mennimbulkan gejala PTSD pada mahasiswa di tengah kasus omicron. Sumber: Thinkstock via Kompas.com

Perhatikan kebiasaan-kebiasaan positif hidup sehari-hari yang mendukung hidup sehat. PTM akan berlangsung dengan aman tanpa curiga, jika semuanya sehat.

Pelajaran tatap muka (PTM) sejak masa covid-19 sudah punya cerita sendiri. Cerita tentang PTM bukan lagi sebagai hal yang biasa, melainkan selalu ada something else. 

Something else yang terhubung dengan cerita PTM sejak masa-masa pandemi ini memang berbeda-beda dalam setiap situasi dan ruang. Nah, dalam tulisan ini saya memperlihatkan unsur sesuatu yang berbeda dan tantangan mental mahasiswa di Jerman khususnya di tengah PTM.

Pertanyaannya, mengapa ada something else saat PTM? Berikut ada beberapa alasannya:

1. Dinamika kelompok sangat terbatas (Eingeschraenkt)

Komunikasi dan diskusi kelompok yang biasanya sangat menarik tanpa kendala dilakukan, spontan menjadi begitu dibatasi secara sadar untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk seperti terjangkit omicron. Bayangan omicron bagaikan semburan abu gunung berapi yang memberikan peringatan bahwa akan ada letusan nantinya.

Dinamika kelompok yang memungkinkan interaksi sosial antar mahasiswa seperti dimasukan ke dalam peti es (dipetieskan). Anehnya, bahwa tidak ada larangan formal bahwa mahasiswa tidak boleh berdiskusi.

Toh nyatanya, kebekuan suasana itu terbangun secara otomatis. Nah, saya yakin bahwa suasana beku itu muncul karena masing-masing orang mencurigai kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapkan bisa terjadi.

Memilih diam dan menghindar dari teman-teman lain rupanya menjadi pilihan aman, meskipun bukan merupakan pilihan ideal yang diharapkan. Unsur something else yang terlihat bahwa inisiatif untuk saling menjauh itu muncul secara spontan dari setiap orang.

Bisa saja masing-masing orang akan bertanya salah apakah diriku ini sampai ia menjauh dariku? Pertanyaan itu sebenarnya pertanyaan yang muncul hampir dalam diri setiap mahasiswa.

Namun, anehnya tidak ada yang mengambil inisiatif membuka diskusi atas pertanyaan itu. Ya, tema tentang ruang terbatas diskusi kelompok telah menjadi tema yang tidak pernah selesai dengan sisi pro dan kontranya masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline