Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Misteri Kontur Intonasi Suara dan Fungsi Kontrol Bawah Sadar Manusia

Diperbarui: 21 November 2021   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misteri kontur intonasi suara dan fungsi kontrol bawah sadar manusia | Dokumen pribadi oleh Ino

Kontur intonasi suara ternyata punya daya besar yang mengubah dan memengaruhi tidak hanya fisik dan mental, tetapi juga menjangkau wilayah bawah sadar manusia.

Suara manusia punya nada-nada dan irama yang terkadang begitu teratur, tetapi juga bisa sangat emosional. Suara bisa memengaruhi manusia baik secara fisik dan psikis. 

Dalam era perkembangan teknologi komunikasi modern saat ini gelombang suara manusia dipakai juga untuk mengunci dan membuka handphone. Bahkan tidak jarang suara dilatih untuk menghasilkan reaksi-reaksi tertentu. 

Barangkali Anda pernah mengalami bahwa suara Anda bisa memberikan ketenangan pada orang lain. Ya, bersyukurlah kalau memang pernah mendengar ada orang yang mengatakan demikian.

Saya pernah mengalami itu pada seorang Jerman yang tengah sibuk dengan tugas-tugasnya katanya, "Deine Stimme beruhigt mich" atau suaramu menenangkan saya.

Suara ternyata punya kekuatan yang bisa menenangkan orang lain. Ya, suara itu sama seperti musik yang bisa membuat tertawa bahagia, bisa mengubah suasana hati jadi sedih penuh tangisan, tetapi juga musik bisa menyembuhkan dan memberikan damai di hati.

Tulisan ini berangkat dari pengalaman pribadi berjumpa dengan berbagai momen yang berbeda baik itu sejak di Indonesia maupun di Jerman. 

Ragam kisah dan pengalaman yang saya jumpai telah menghantar saya sampai pada kesimpulan bahwa kontur intonasi suara itu bisa punya fungsi yang juga beragam.

1. Suara bisa mengembalikan situasi disharmoni kepada harmoni di tengah perbedaan

Pada tahun 2006 saya punya kesempatan untuk menyepi seminggu di sebuah biara pertapaan Trappist, Lamanabi, Larantuka, Flores, NTT. Tempat itu terletak persis di ujung pulau Flores. Pada puncak gunung yang kalau dari peta buta terlihat seperti ekor kalajengking, di situlah berdiam para pertapa itu.

Khusuk dengan kuliah, lelah dengan pergulatan hidup dan berhadapan dengan saat-saat mengambil keputusan, datanglah saya ke tempat itu. Saya sungguh membutuhkan yang namanya kesunyian, keheningan, dan kedamaian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline