Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Cakrawala Mimpi Penulis-penulis Kompasiana

Diperbarui: 4 November 2021   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cakrawala mimpi penulis-penulis Kompasiana | Dokumen pribadi oleh Ino

Dersik angin pagi menjamah daun-daun kuning di samping kamar. Dielusnya begitu lembut hingga lelap terbuai seakan dalam pangkuan maharani yang tengah bermimpi.

Penulis-penulis berdiri sambil menatap pohon dan daun-daun kuning itu, menempatkan pena pada samping telinganya. Ada tanya terbersit dari bibirnya, "di manakah buah ranum dari pohon itu?"

Penulis-penulis mengambil sehelai daun kuning yang tengah terbang ke bawah dengan wajah taksa. Ambigu bukan berarti tidak percaya, tapi itu cara penulis-penulis membuka kotak hitam (black box) realitas.

Rasa teduh ada diujung pena penulis-penulis Kompasiana. Khalis gagasan-gagasan mereka, tertuang setiap pagi, siang dan malam, kemarin, hari ini dan nanti.

Hening hatinya kala membaca yang niskala dalam bentangan dunia nyata. Penulis-penulis itu bermimpi bisa menulis apa saja dengan pena dan kata-kata cinta, asa dan iman.

Mimpi penulis-penulis tentang hidup damai dalam serumah, walau berbeda-beda gagasan dan pilihan kata. Diksi bisa punya pijar yang mengubah, asalkan sehari jangan lupa menatap alunan sunyi daun-daun kuning di ruang kontemplasi kita.

Cakrawala bisa dengan mudah menepis gelisah, aksara bisa menjadi kata dan kalimat tentang Kompasiana, gulana bisa saja karena target kalian terlalu menjulang.

Penulis-penulis tiada lelah menoreh kata dengan cinta, kreativitas dan segenap jiwa. Jiwa penulis Kompasiana yang nirmala menginspirasi siapa saja.

Salam berbagi, ino, 4.11.2021.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline