Bulir-bulir janji di antara barisan pohon-pohon hijau yang ditata begitu rapi. Bulir-bulir janji yang tidak pernah melupakan sisi-sisi estetis.
Harapan tak hanya orang bicara di tengah kegersangan, tapi juga pertama-tama saat menatap hijau membentang luas.
Bulir-bulir janji yang menepis bilur-bilur resah krisis ekonomi.
Hijau padang gandum berpadu putih dan biru langit merubah wajah tentang bumi yang terlalu larut dalam tidur krisis ekologis.
Oh musim panas di puncak Zornheim Mainz, kau begitu berani menabur janji, bawa harapan di tengan kegersangan di negara-negara beriklim tropis.
Kegersangan gagasan diubahmu begitu mudah dengan lembut, larut dalam sunyi.
Sunyi di antara barisan pohon-pohon hijau yang baru bangkit dari gugur daun-daun.
Bulir-bulir janji tak pisah dari relung perubahan iklim dan transisi musim yang silih berganti.
Bulir-bulir janji yang menghibur saat terpaan kekalahan.
Hembusan santai di antara bulir-bulir hijau permai, menidurkan jiwa yang gelisah lama menunggu kemenangan bumi yang selalu hijau menabur janji.
Silih berganti menawarkan janji, tidak hanya sejukkan hati, tapi puaskan budi di antara gemerisik daun-daun.