Mari daraskan cinta dan kesetiaannya sebagai ibu dan murid perempuan.
Sebutan bulan bulanan sebenarnya dipakai dalam banyak konteks di Indonesia. Konteks keagamaan memang paling sering terdengar seperti bulan puasa, bulan Ramadan, tapi juga bulan Maria dan mungkin masih ada bulan lainnya.
Penamaan bulan itu tentu karena ada ciri khasnya, yang umumnya sudah banyak diketahui orang. Namun ketika bulan khusus itu dibuka untuk ditulis, terlihat ada begitu banyak kekayaan maknanya.
Hal yang mengejutkan bahwa di Kompasiana, hal seperti itu diterima. Penulis diberikan kesempatan terbuka untuk menulis apa saja termasuk dalam kaitan dengan tema-tema keagamaan.
Saya bangga dengan cara seperti itu, kita sebagai penulis perlu tetap menjadi bebas dalam menulis apa saja, tentu dengan etika dan rasa hormat yang tulus dari hati.
Nah, hal itulah yang memotivasi saya mengapa saya menulis tentang tema "Bulan Maria." Maria atau Mariam dikenal dalam literatur umum keagamaan.
Meskipun demikian pada kesempatan ini, ulasan saya fokus pada apa yang perlu pada bulan Maria dalam konteks keimanan orang Kristen Katolik, tetapi lebih dalam hubungan dengan Maria sebagai seorang perempuan yang terlibat dalam peristiwa Yesus.
Mau buat apa dengan penamaan bulan Maria?
Ada 2 hal penting yang bisa direnungkan terkait bulan Maria:
1. Latihan komitmen iman
Tidak ada hal yang berat dan istimewa, bahkan tidak ada yang begitu dirahasiakan, selain hal sederhana bahwa orang-orang Katolik pada bulan Maria itu lebih intensif berdoa Rosario.