Apa artinya suku dan bangsa ini, jika perempuan kehilangan lima peran itu? Mari menulis tentang perempuan dan mengangkat pesona tersembunyi yang tidak biasa dibaca dan ditulis. Wahai perempuan, darimulah, lahir sebutan ibu.
Perjuangan ibu Kartini untuk mengangkat martabat kaum perempuan Indonesia sudah merupakan sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tonggak sejarah perjuangan ibu Kartini tidak akan pernah mati, meskipun fakta di daerah tertentu tetap saja menempatkan perempuan dalam struktur budaya dan adat istiadat mereka pada nomor dua.
Meskipun demikian, saya melihat bahwa peran perempuan Indonesia, semakin menggeser posisi dan konsep budaya matrilineal. Sebuah konsep budaya matrilineal telah berubah dalam tataran praktisnya, disinyalir karena kemajuan cara pandang masyarakat dan bahkan karena kemajuan pendidikan kaum perempuan itu sendiri.
Nah, bagaimana tentang Perempuan Flores? Oleh karena keragaman konsep tentang Perempuan di Flores, maka saya fokus saja tentang konsep perempuan dalam budaya masyarakat di mana saya berasal. Suku besar seperti Ende Lio tentu punya cara pandang sendiri dan agar lebih spesifik dan terfokus lagi, saya ingin membahas dalam tulisan ini tentang mencermati peran perempuan dari harta pusaka yang hanya dikhususkan bagi kaum Perempuan suku Paumere.
Konteks peran Perempuan dalam suku Paumere bisa dilihat dalam beberapa hal ini:
1. Suwo dan Wea: Perhiasan yang dikhususkan hanya untuk perempuan sebagai simbol penjaga tradisi seni
Kenyataan menunjukkan bahwa sampai dengan saat ini perhiasan istimewa dan mahal itu masih disimpan sebagai harta karun dan pada momen-momen tertentu seperti momen adat akan dipakaikan hanya pada perempuan.
Ada beberapa nama yang tergolong hiasan istimewa dan mahal untuk perempuan dalam suku Paumere, ada yang disebut dengan nama Wea atau emas dan Suwo. Wea dan Suwo terbuat dari logam mulia, namun nama khas mereka berbeda-beda. Ada yang disebut Wea Riti, Wea Zonda dan lain sebagainya.
Wea dan Suwo adalah jenis perhiasan khas perempuan. Perhiasan khas secara otomatis menunjukkan tentang nilai dari betapa penting dan berartinya martabat dan peran perempuan di dalam suku.
Nilai dan peran perempuan di dalam konteks suku, tidak semata-mata diukur dengan pendidikan yang dimiliki perempuan, tetapi juga dengan kerja giat sehingga mampu memiliki harta termahal itu. Nilai kerja perempuan begitu istimewa. bayangkan struktur adat sekalipun menempatkan mereka pada nomor dua, namun kenyataannya mereka paling dihormati. Apalagi Perempuan yang memiliki hiasan pusaka Wea dan Suwo mahal itu.
Pertanyaannya mengapa nilai ratusan juta itu hanya untuk perempuan? Anehnya pertanyaan itu tidak pernah digugat laki-laki, tetapi diterima dan diakui. Kaum laki-laki sangat menghormati perempuan, bahkan nilai yang dibawa perempuan dalam suatu upacara adat misalnya bisa mencapai puluhan juta, sekarang mungkin sudah ratusan juta.