Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Belajar dari Etika Bersepeda di Jerman

Diperbarui: 21 Maret 2021   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga bersepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (21/9/2020).| Sumber: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Bangga sih sebenarnya, ketika membaca topik pilihan yang ditawarkan kepada semua Kompasiana tentang etika bersepeda. Mengapa? 

Ada 5 alasan berikut ini: 

1. Bersepeda di Indonesia sudah menjadi keseharian yang perlu diperhitungkan

2. Bersepeda itu sudah bisa dihubungkan dengan tema-tema lain seperti tema keselamatan manusia, etika dan lain sebagainya. 

3. Bersepeda itu tidak hanya sekadar orang bisa naik sepeda

4. Bersepeda itu mesti dipikirkan pemerintah terkait aturannya

5. Bersepeda itu tentu sehat dan ramah lingkungan. 

Mungkin Kompasiana punya alasan sendiri mengapa tema Etika Bersepeda itu diangkat. Tentu saya sepakat bahwa tema itu menarik sekali. 

Kesadaran tentang pentingnya etika bersepeda bagi saya itu tumbuh ketika bersepeda di Jerman. Maaf ini bukan saling membandingkan, tetapi saya secara pribadi yang terbuka mau belajar dari konsep mereka tentang bersepeda. Unik juga sih kalau dilihat bagaimana mereka bersepeda. 

Cara mereka bersepeda itu sama sekali tidak bisa dipisahkan dari tata kota mereka sendiri. Artinya, perhitungan untuk kepentingan bagi orang yang suka bersepeda itu sudah masuk dalam kerangka konsep perancang bangunan itu sejak awal. 

Membangun jalan di kota bagi mereka sama dengan membangun jalur-jalur realistis sesuai kebutuhan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline