Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Kata Cinta Saat Ini

Diperbarui: 30 Januari 2021   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa iba berlalu tanpa sapaan

Covid-19 menyeret hati masuk dalam dilema sepanjang hari. Ingin sekali menolong dan menyapa, namun rasa curiga tak bisa jauh dari pikiran.

Nenek tua renta sempoyongan berjalan

Dituntun gadis muda entah siapa. Keduanya berjalan tanpa bincang-bincang, apalagi mengeluh dan saling menatap.

Pergi entah ke mana dengan langkah gemetar.

Rasa haru dan iba menyobek kalbu

Tak bisa elakan ragu, ingin menolong, namun takut ditolak. Sore itu gerimis kecil tanpa salju.

Dilema antara cinta dan benci. Dilema antara rasa iba dan harus terpisah. Tersenyum meski harus tertutup. Tertawa pun mesti tetap dibungkus.

Hilang rasa, namun harus percaya. Hati terdalam jauh mendamba meski tak pernah terlihat. Sekarang bukan cuma hati yang sulit dilihat, tetapi juga mulut dan ekspresi wajah hilang ronanya.

Ekspresi wajah sirna bersama bencana korona.

Entahkah kejujuran hati jauh lebih penting daripada wajah tersenyum namun sakit hati? Mati ekspresi wajah, agar hati lebih bicara. Hentikan mulut yang suka menertawakan, agar ibamu sungguh berwujud cinta yang tulus dan sahaja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline