Lihat ke Halaman Asli

Inong Islamiyati

Gadis pemimpi dan penyuka anime

Memaknai Makna Kemerdekaan Lewat Film Animasi Battle Of Surabaya.

Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wikipedia.id

Bulan Agustus adalah bulan yang istimewa bagi bangsa Indonesia. Karena di bulan inilah kita memperingati hari kemerdekaan kita yakni 17 Agustus 1945. Meraih kemerdekaan dari para penjajah tentu sangat sulit. Banyak pengorbanan berupa harta, tenaga bahkan nyawa. Untuk memperingati hari kemerdekaan ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Mulai dari mengikuti upacara bendera, lomba kemerdekaan, mengingat kembali sejarah tentang perjuangan para pahlawan dan sebagainya dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air. Salah satu contoh cara menyenangkan memakai sejarah kemerdekaan adalah dengan menonton film. Kali ini saya merekomendasikan kalian salah satu film animasi yang bisa memaknai makna kemerdekaan yaitu film "Battle of Surabaya."

Battle of Surabaya adalah film animasi 2D, drama, aksi dan sejarah Indonesia produksi MSV Pictures. Karya perdana sutradara muda Aryanto Yuniawan ini menampilkan tokoh dan cerita fiktif, tetapi berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada saat perang Surabaya 1945. Ini memang merupakan film animasi lama yang keluar tahun 2015, namun entah kenapa saya baru tertarik menontonnya sekarang.

Sinopsis

Film ini menceritakan petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran dahsyat 10 November 1945 di Surabaya.

Cerita dibuka dengan visualisasi dahsyat dari pengeboman atom kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu yang menandakan menyerahnya Jepang kepada sekutu di atas kapal USS Missouri (BB-63). Meskipun Presiden Indonesia Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Belanda ingin mengembalikan kendali atas Hindia Belanda, yang menghasilkan Revolusi Nasional Indonesia. Karena Belanda kekurangan tenaga kerja untuk menduduki kembali bekas jajahannya, pasukan Inggris dan India mendarat di Jawa, termasuk Surabaya, untuk memulihkan ketertiban atas nama Belanda. “Indonesia merdeka, itu yang kudengar di RRI, Jepang menyerah!”, kata Musa. Tetapi langit Surabaya kembali merah dengan peristiwa Insiden Bendera dan kedatangan Sekutu yang ditumpangi oleh Belanda. Belum lagi gangguan oleh beberapa kelompok pemuda Kipas Hitam yang dilawan oleh Pemuda Republiken. Residen Sudirman, Gubernur Suryo, Pak Moestopo, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lain membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo & pemuda Indonesia bangkit melawan penjajahan.

Musa dipercaya sebagai kurir surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Berbagai peristiwa dilalui Musa sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang dikasihi menjadi konsekuensi tugas mulia tersebut.

Cerita ini merupakan cerita adaptasi dari pertempuran 10 November di Surabaya. Selain tokoh-tokoh nyata, terdapat tokoh fiktif yang sengaja dibuat untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pesan perang tentang semangat, cinta tanah air, dan perdamaian. (Sumber: Wikipedia.id)

Review Film

Untuk sebuah animasi Indonesia yang dirilis tahun 2015, animasi yang disajikan dalam film ini agak kurang halus. Gerakannya memang masih terasa agak kaku dan ekspresi para tokoh dalam film ini kurang begitu jelas digambarkan. Tetapi film ini juga memiliki beberapa hal yang positif yang patut diapresiasi. Salah satunya mereka cukup bagus dalam menggabungkan animasi komputer ke dalam animasi 2D yang berupa gambar. Animasi komputer ini meskipun digabungkan dilayar, tidak terlihat aneh dan cukup menyatu dengan latar animasi 2D mereka. Berbeda dengan beberapa animasi di zaman sekarang yang meski melakukan hal yang sama, namun gambar yang dihasilkan justru tidak menyatu dan terlihat aneh. Hal positif lainnya adalah, mereka memasukkan beberapa dialog bahasa asing ke dalam karakter yang berasal dari ras berbeda. Seperti bahasa Inggris, Jepang, Jawa dan tentu saja bahasa Indonesia. Berbeda dengan beberapa animasi lainnya yang meski karakter yang digambarkan berasal dari ras berbeda tetapi justru menggunakan bahasa lokal yang sama. Dengan penggambaran bahasa yang berbeda-beda ini, maka situasi peperangan yang digambarkan dalam film menjadi semakin terasa.

Untuk kualitas cerita, film ini juga cukup bagus dalam menyoroti situasi peperangan. Mulai dari adegan tembak, kesulitan dalam membeli bahan makanan, dan kekacauan yang terjadi dimana-mana. Meski demikian film ini tentu tidak sempurna. Ada beberapa aspek terutama dalam pembangunan karakter antagonis yang menurut saya tidak begitu baik dan tidak dijelaskan secara rinci motif dan tujuannya. Walau demikian karakter protagonis terutama protagonis utama dalam film ini yakni Musa, digambarkan cukup baik. Perjalanan Musa membawa pesan penting untuk para petinggi negara dan harus melewati berbagai tantangan termasuk beberapa orang yang dia cintai, cukup menegangkan dan menghibur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline