Pagi ini aku terhenyak oleh caption Instagram seorang teman atas foto sungai di Kota Pekalongan.
Air sungai mandeg bercampur limbah industri batik dan cucian jeans. Bercampur pula dengan sampah yang dibuang di sungai. Inilah got yang membelah kota Pekalongan.
Tak sepenuhnya salah, sungai di kota Pekalongan memang hitam dan bau. Yang membuat miris adalah sumber pencemarnya. Benarkah batik dan jeans? Mumpung bulan Oktober nih, masih hangat hari batik. Yuk ikuti Petualanganku mencari kebenaran ke Kampung Batik Kauman di Kota Pekalongan.
Industri Batik dan Jeans
Sebelumnya aku mau cerita dulu ke kamu. Mungkin kamu belum pernah ke Pekalongan, atau tahu Pekalongan hanya grosir Batik Setono. Jadi, kota ini terbagi dalam 2 wilayah pemerintahan yaitu kabupaten dan kota. Wilayah kota Pekalongan merupakan sentra industri batik sejak jaman nenek moyangku. Sementara untuk wilayah kabupaten dijejali indutri rumahan jeans.
Limbah Pencucian Jeans
Aku jadi ingat tugas Biologi waktu SMA kelas x. Guruku meminta setiap murid mengambil air sungai di skeitar rumahnya. Meletakan 1 ekor ikan cupang di dalamnya lalu menganalisa sampai berapa lama ikan tersebut bisa bertahan. Kejam ngga? Ehhehe, ngga apa-apa ya demi pengetahuan.
Nyatanya, limbah pencucian jeans memang masif banget di sungai yang mengalir dari kabupaten lalu masuk wilayah kota Pekalongan. Sudah tahu proses pencucian jeans? Janagn bayangkan ibu-ibu nyuci celana di rumah ya. jadi, dalam tahap pembuatan jeans itu ada yang namanya proses pencucian. Di sini kain jeans dicuci dengan zat kimia tertentu yang sangat bau dna keruh. Karena sifatnya industri rumahan, penanganan limbahnya juga masih apa adanya.
Batik punya limbah cair?
Sebelum bicara lebih jauh, aku mau kamu paham dulu bahwa batik yang sekarang ada di dunia terdiri dari 3 jenis. Batik tulis, batik cap, dan batik printing. Sudah jelas ya kalau batik tulis itu ya yang di’titik-titik’ pakai canting centimeter demi centimeter kainnya. Mirip dengan batik tulis, ada yang namanya batik cap. Pada batik cap, cantingnya berbentuk seperti stempel. Masih sama kok material yang ditempelkan ke kain adalah lilin atau yang disebut malam. Nah, jenis batik yang ke-3 adalah batik printing. Ini bukan batik ya, hanya kain bermotif batik saja. Limbah printing atau sablon ini yang berbahaya dan warnanya nggak karuan kalau di sungai.
Mungkin banyak yang belum tahu kalau pada proses pembuatan batik, ada limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Lilin yang digunakan untuk menutupi sebagian kain pada akhirnya akan 'dilorod' dan mengalir menjadi limbah cair. Belum lagi pewarna batik, meksipun sebenarnya ada batik warna alam yang pewarnanya alami. Tapi, nggak semua pakai kan ya batik warna alam ini. Ya biar semua orang sanggup beli batik lah, karena jujur saja yang pakai pewarna alami itu mahal ehehhe.