Lihat ke Halaman Asli

Rencana Festival Tawuran di Manggarai

Diperbarui: 20 Oktober 2022   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Pemkot Jaksel baru baru ini membuat ide, mengenai festival tawuran, dimana aksi lempar batu diganti dengan menggunakan tomat atau roti. Tawuran itu sendiri merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang melakukan perkelahian secara berkelompok atau beramai ramai, dimana mereka tidak hanya menggunakan tangan kosong, melainkan bisa menggunakan batu hingga senjata tajam. Tujuan festival ini yaitu untuk mengurangi, meminimalisir serta menghilangkan terjadinya tawuran, Tawuran dizaman milenial seperti seperti saat ini sering terjadi terutama dikalangan remaja.

      Festival tawuran ini direncanakan di daerah Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Alasan direncanakannya festival tawuran, itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary "tawuran sudah enam kali terjadi di wilayah ini sepanjang tahun 2022 ini". Selain itu, Plt Wakil Kota Jakarta Selatan, Ali Martado kepada merdeka.com, Jumat (14/10) juga mengatakan bahwa dia berharap acara festival tawuran ini tidak dilaksanakan hanya di Manggarai saja, tetapi di daerah lainnya juga. Dirinya juga mengatakan fakta bahwa kegiatan remaja pada bidang bidang yang ada saat ini sangat minim. Sehingga remaja remaja yang putus sekolah tidak mendapat kesempatan untuk bekerja. Ali Martado juga mengatakan bahwa festival ini akan dikemas menjadi budaya, jadi saat itu kita bebas berekspresi dan berkreasi. Misalnya ada pembuatan mural atau saling lempar cat. Namun, festival ini masih dijadikan sebuah ide oleh Ali yang dimana dia berkata "Pemkot Jaksel masih merancang hal ini, jadi belum ada konsep yang finalnya".

      Jadi, upaya yang ingin dilakukan pemkot Jaksel, itu sudah baik. Dimana tujuannya untuk menghilangkan serta meminimalisir terjadinya tawuran yang sudah marak di zaman sekarang. Namun, mengenai aksi lempar tomat dan roti sebagai alat pengganti batu kurang disetujui karena hal tersebut sama saja membuang buangkan atau memubadzirkan bahan makanan. Apalagi harga tomat lumayan cukup fancy untuk sekarang ini. Selain daripada itu, lingkungan sekitar juga akan menjadi kotor karena sisa sisa tomat dan roti. Bukankah seharusnya makanan dikonsumsi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline