Lihat ke Halaman Asli

Innama Marisa

Mahasiswa

Tahsinul Qiroat Ponpes Kyai Syarifuddin Wonorejo, Lumajang

Diperbarui: 12 Desember 2022   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Innama

Kata Tahsinul Qiroat sudah lumrah di kalangan santri, maka dari itu di sini saya akan mengulas sedikit tentang tahsinul qiroat. Tahsinul Qiroat adalah membaca Al-Quran dengan baik dan benar, baik cara membacanya (Tartila) maupun pemahaman kaedah-kaedah tajwidnya. 

Di pondok pesantren putri Kyai Syarifuddin Wonorejo Lumajang, melakukan program tahsinul qiroat setiap 2 minggu sekali. Kegiatan ini dikhususkan bagi mereka yang menghafal Al-quran dan mereka yang memiliki suara emas, karena sangat penting bagi mereka untuk memperhatikan cara baca Al-quran dengan baik dan benar. Yakni harus dengan cara perlahan-lahan, sebagaimana Di Dalam Al-quran disebutkan ;  

أَوْزِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Q.S. Al-Muzzammil 4:73) 

Warattil al-Qur'an tartila bermakna membaca ayat-ayat al-Qur'an secara perlahan, menggunakan irama dan mengucapkan huruf-hurufnya dengan benar. 

By Innama

"Ora ono gunane yen suarane apik, nanging waosan Al Qur'an iku kocar-kacir (percuma punya suara yang indah, tapi bacaan Al-qurannya berantakan). " Ujar santriwati yang berasal dari Jawa Tengah itu. 

Seorang muslim yang tidak berusaha memperbaiki bacaan Al-qurannya, walaupun dia memiliki suara yang merdu, maka keimanannya terhadap Al-quran sebagai kitab Allah patut diragukan. Karena bacaan yang bagus adalah cerminan rasa keyakinannya kepada kitab suci ini. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline