Lihat ke Halaman Asli

Rinnelya Agustien

Pengelola TBM Pena dan Buku

Secuplik Kisah Perpustakaan

Diperbarui: 9 September 2021   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dahulu, hanya orang orang terpilih sajalah yang bisa membaca dan mengakses buku, seperti para para pemuka agama dari kaum brahmana dan biksu, serta keluarga kerajaan. Buku buku tersebut disimpan khusus di sebuah bangunan yang bernama perpustakaan. Sejarah berdirinya perpustakaan pertama kali tak lepas dari mulai dikenalnya tulisan pada tahun 400M, ketika lingga batu bertuliskan huruf pallawa ditemukan di Kerajaan Kutai. Perpustakaan pada zaman itu menjadi tempat penyimpanan manuskrip keagamaan dan karya sastra

Di zaman kerajaan Mataram perpustakaan berdiri pertama kali di Pulau Jawa. Karya karya sastra seperti epos Ramayana dan kitab kitab keagamaan seperti Brahmandapurana dan Arjuna Wiwaha disimpan apik di dalam perpustakaan kerajaan. Naskah ditulis dalam media daun lontar dengan jumlah yang terbatas dan hanya diperuntukkan oleh keluarga kerajaan. Tradisi mendirikan perpustakaan sebagai tempat penyimpanan karya terus berlanjut dan berkembang ke seluruh kerajaan dan kesultanan di Nusantara.

Tulisan dalam bentuk buku baru ada di abad ke 16 dan ke-17. Di Cirebon, Jawa Barat terdapat peninggalan puluhan buku seperti buku Pustaka Rajya dan Bumi Nusantara, Kidung, Usana, Naskah Hukum dan karya sastra lainnya. Hal ini tak terlepas dari kedatangan bangsa barat di abad 16, yang membawa pengaruh pada budaya tulis menulis.

Pada tahun 1624, didirikanlah perpustakaan di Jakarta untuk kepentingan penyebaran agama, sehingga hanya kalangan rohaniawan seperti pendeta yang bisa mengakses buku buku di dalamnya. Sembilan belas tahun kemudian barulah perpustakan dibuka untuk umum. Jasa peminjaman buku perpustakaan meluas hingga ke Jawa Tengah. Barulah ada perpustakaan di sekolah tinggi yang berdampak pada  peningkatan pengetahuan dan perubahan  pola pikir masyarakat. 

Saat ini, data di tahun 2019 menyebutkan bahwa jumlah perpustakaan di Indonesia ada  16140 perpustakaan termasuk perpustakaan sekolah dan daerah. Hampir 50% dari total perpustakaan tersebut berada di pulau Jawa. Sisanya tersebar di berbagai daerah dari Sumatra hingga Papua. Meski jumlah perpustakaan jauh lebih meningkat dari 400 tahun yang lalu, namun tetap saja belum bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline