Lihat ke Halaman Asli

Rinnelya Agustien

Pengelola TBM Pena dan Buku

Individual Social Responsibility

Diperbarui: 28 Agustus 2019   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya selalu kagum dan bertanya tanya bila berkenalan dengan seseorang yang mau berkorban untuk orang lain. Tidak main main terkadang pengorbanan yang dilakukan membutuhkan tenaga, waktu, pikiran dan materi yang tidak sedikit. 

Bahkan nyawa. Itu yang terjadi ketika ada seorang pemuda menyelamatkan seorang anak yang tenggelam di laut daerah Manggar Balikpapan. Kali ini saya mengangkat dua kisah yang membuat saya merenung "kok mereka mau sie melakukan hal itu"

Saya berkenalan dengan seorang pemuda di Selasar Pena dan Buku, sebuah forum diskusi yang diadakan rutin oleh TBM (Taman Baca Masyarakat) yang saya kelola. 

Di Kecamatan Sanga-sanga, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur ada seorang pemuda yang merelakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk berupaya mereklamasi lahan di desanya yang rusak akibat pertambangan.  

Meskipun itu seharusnya kewajiban perusahaan tambang, tapi kenyataannya lahan rusak itu dibiarkan saja, karena itu ia bergerak menghijaukan desanya kembali.  

Sebelumnya saya berkenalan dengan seorang ibu guru dari SD di Loa Janan, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yang merelakan waktu dan tenaganya menempuh perjalanan 190 km ke Balikpapan untuk mengambil sekotak buku untuk bacaan murid-muridnya. 

Dia yakin dengan banyak membaca murid muridnya akan menjadi pintar. Ia tidak menunggu bantuan datang, ia bergerak dengan sukarela. Saya terharu dibuatnya.

Dua kisah di atas hanyalah sebagian kecil dari gambaran yang mungkin bisa kita temui pada tayangan seperti Kick Andy dimana ada individu yang terpanggil melakukan dan berbuat sesuatu dengan penuh kesadaran dan sukarela, padahal disaat yang sama, dewasa ini ikatan sosial kemasyarakatan begitu renggang terasa.  Lalu bagaimana menjelaskan anomali ini?

Walstern dan Piliavin, psikolog, memberikan istilah kata altruistik, untuk tindakan yang dilakukan dua contoh di atas dimana individu menolong karena sukarela bukan karena tekanan dan mau berkorban waktu, usaha, uang tanpa imbalan materi.

Bila ditilik lebih jauh, menurut psikolog Erich Fromm terdapat 4 unsur mengapa seseorang mau berkorban untuk orang lain yakni kepedulian, tanggung jawab, sikap menghargai, dan pengetahuan. Kepedulian lahir dari kecintaan dimana seseorang memahami dan mengetahui kondisi yang dicintainya.

Sedangkan tanggung jawab bermakna siap diandalkan dengan sukarela. Rasa hormat membiarkan seseorang tumbuh dan berkembang tanpa ketakutan, dominasi dan ekploitasi. Untuk menghormati seseorang mustahil tanpa mengetahui orang tersebut. Tak kenal maka tak sayang, kepedulian  dan tanggung jawab tidak ada artinya bila kita tak memahami orang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline