Lihat ke Halaman Asli

Rinnelya Agustien

Pengelola TBM Pena dan Buku

Mengikuti Seminar Fertilitas di Balikpapan

Diperbarui: 29 Januari 2018   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dr irham sedang memaparkan materi

Kemarin, hari Minggu 28 Januari 2018 aku dan suami mengikuti seminar fertilitas yang diadakan oleh Morula IVF Jakarta di hotel Blue Sky Balikpapan. Pembicara di seminar tersebut adalah dr Edi SpOG dari Morula IVF Pontianak, Dr Irham SpOG dan Prof Arief keduanya dari Morula IVF Jakarta. Sepertinya yang aku tangkap dari seminar tersebut, pasangan dari Balikpapan dan sekitarnya yang ingin melakukan program hamil agar mengikuti program di Morula Pontianak. Walah makin jauh dokter hahaha.

Aku kalau disuruh milih yang lebih baik ikut di Surabaya atau di Jakarta sekalian. Pesawat ke Pontianak itu transit dulu di Surabaya atau Jakarta, memang sekarang udah ada yang direct tapi harganya itu lho. Kalimantan beda dengan pulau Jawa, meskipun terlihat hanya nyebrang dari timur ke barat tapi tidak ada jalur darat yang mudah, harus muter dulu ke Kalsel trus ke Kalteng. Begitu juga dengan jalur udara. Di akhir seminar, Bu Ata dari Morula berkata "wah sepertinya harus ada klinik inseminasi di Balikpapan ya, karena ternyata malah jauh kalau ke Pontianak". Wah kami sangat senang bila itu terwujud Bu Ata.  

Di seminar ini, aku dan suami benar benar dapat penjelasan lengkap tentang fertilitas dari para narasumber yang berpengalaman dan memang mengerti betul mengenai kondisi fisik dan psikis yang dihadapi oleh pasangan pasangan yang jungkir balik menanti buah hati. Narasumber pertama adalah dr Edy yang menjelaskan mengenai proses kehamilan, mulai dari alat reproduksi pria dan wanita, sel sperma yang sehat, organ reproduksi wanita yang sehat, dan proses pembuahan.

Dokter Edy juga memaparkan secara detail bahwa proses kehamilan adalah kerjasama kedua belah pihak yaitu suami dan istri, bila belum mendapatkan keturunan maka tidak perlu saling menyalahkan lebih baik segera ambil tindakan untuk segera mengatasi masalah tersebut. Lebih cepat bertindak lebih baik, karena waktu reproduksi wanita ada batasnya. Seketika aku langsung ingat umur yang sudah kepala 3, karena kadang kadang aku masih merasa umurku di angka 28 mentok. Hahaha

Narasumber kedua adalah dr Irham Suheimi SpOG, nama beliau sudah tidak asing lagi bagiku yang hobinya browsing tentang program hamil. Sehari sebelumnya aku stalking IG beliau, wah ternyata pasiennya banyak dokter ini, beliau pasti baik dan ramah. Dan benar saja pas seminar kemarin beliau suka tersenyum, ramah dan penjelasannya sangat mudah dimengerti. Di tempat seminar kemarin aku merasa tidak sendiri, ternyata aku punya banyak teman. Meskipun aku tidak berkenalan dengan semuanya, tapi baru kali ini aku merasa bahwa banyak yang sama sama berjuang seperti aku. Cerita perjuangan mereka sungguh luar biasa, aku terharu mendengarnya. Semoga kita semua disegerakan memiliki buah hati ya teman teman. 

Dr Irham menjelaskan tentang penyakit yang umumnya menghambat kehamilan, seperti endometriosis yang kalau masih grade 1-2 itu tidak bisa dilihat dengan USG karena kecil seperti tahi lalat, itu bisa dilihat dengan laparoskopi. Endometriosis memegang persentase sebanyak 60-70% penyebab kegagalan bayi tabung. "Jadi endometriosis itu darah haid yang menempel dan terkumpul di organ2 reproduksi bahkan bisa sampai ke usus. seharusnya kan darah haid itu keluar ini malah tidak" begitu penjelasan yang aku tangkap dari dr Irham. Penyebab kedua adalah miom lalu PCOS. Aku sudah melalui tahapan itu saat program sama dr Tengku SpOG, yaitu laparoskopi untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam rahimku. Alhamdulillah semua baik, dan plis jangan diulang lagi, karena setelahnya perutku ngilu. 

Sedikit cerita mengenai dr Tengku, menurutku beliau adalah satu satunya dokter yang memberi penjelasan detail, lengkap dan dengan tindakan yang sesuai tahapannya. Aku telah "jajan" hampir 7 dokter kandungan di Balikpapan. Dokter Tengku yang kedelapan. Saat pertama kali konsul dengan beliau, aku dan suami langsung jatuh hati sama dokter ini. Eaaa.. Beliau tahu mau dibawa kemana program ini. Beliau menjelaskan ada banyak tahapan yang harus dilalui, dan setiap tahapan itu ada tindakan tindakan yang harus dilakukan.

Mulai dari cek kesehatan lengkap suami istri, analisa sperma bagi suami, periksa lendir serviks dan laaproskopi bagi istri, lalu periksa hormon dan TORCH bagi suami istri. Lelah? tidak juga. Tapi kami berhenti lebih karena masalah finansial. Bukan rahasia lagi kalau program ini butuh dana yang lumayan besar juga. Lha ternyata ketika aku konsul dengan Bu Ata, sambil membawa buku konsulku dengan dr Tengku, ternyata bu Ata kenal dengan beliau. Walah dunia sempit ya. Dan Bu Ata mengakui dr Tengku memang bagus, kami senang ternyata kami tidak salah pilih dokter selama ini.

Narasumber terakhir adalah Prof Arief yang membuka materinya dengan kue donat. Aha..aku cepat masuk kalau dijelasin pakai permisalan makanan. Untuk mendapatkan donat yang baik maka tepung harus berkualitas bagus, raginya mengembang sempurna, yang masak harus jago, dan teknologinya harus canggih, baru bisa mendapatkan donat yang enak. Wah seketika aku dan suami saling melirik dan dia berbisik TRIPLE CHOCO DUNKIN DONUT PERFECTO.."Numero Uno" jawabku. Wkwkwkw. 

Prof Arif  menjelaskan tentang teknologi canggih yang dimiliki Morula. Aku suka deh presentasi beliau ini penuh dengan gambar dan video. Ada video sperma yang sehat, lalu proses pembelahan diri zigot hingga menjadi embrio. Tanpa kusadari airmataku jatuh, kapan ya ya Allah kami diberi kepercayaan memiliki seperti itu ?. Teknologi tercanggih yang bikin aku dan suami takjub adalah proses pembekuan embrio, beliau menuturkan sebuah cerita bahwa ada seorang ibu yang membekukan embrionya berharap nanti bisa digunakan untuk anak kedua, dan akhirnya terwujud. Lalu Prof Arif bertanya ke audiens, jadi sebenarnya kakak dan adik ini kembar bukan ?

karena sejatinya mereka menjadi embrio berbarengan namun beda waktu penanamannya dalam rahim. Aku bengong mendengar penjelasan beliau, karena kan selama ini kembar itu ya yang lahirnya samaan, namun sekarang dengan teknologi definisi itu berubah. Hebat banget. "Jadi tidak perlu banyak menanam embrio sampai 3 atau empat, dua saja cukup atau sebenarnya satu saja karena yang dikejar itu adalah healthy baby" begitu kata beliau menanggapi pasangan yang ingin "buy one get two. Nah sepakat prof, tapi satu aja belum punya prof, piye ikiii hiks hiks

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline