Peranan Generasi Z dalam perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi selalu menjadi tanda tanya. Apakah mereka sekedar penggembira atas kreativitas dan kendali generasi millenial yang secara diam-diam menguasai permainan teknologi ini? Apakah mereka sebenarnya memainkan peran utama nan penting dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
Walaupun dampak nyata perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat jelas terlihat dalam kehidupan bermasyarakat, hal tersebut ternyata tidak berdampak signifikan terhadap kehidupan Generasi Z saat ini. Pada dasarnya Gen Z merupakan generasi yang lebih beragam dan memiliki sifat yang global, peka dan memberi pengaruh kepada budaya dan memberikan banyak pengaruh sikap kepada masyarakat. Perkembangan teknologi ini menjadi seperti nafas bagi generasi ini, yang memanfaatkan teknologi sebagai solusi bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Oliver Pickup dalam artikelnya di worklife.news menemukan bahwa Generasi Z pada umumnya memiliki rahasia umum, bahwa mereka tidak selalu merasa nyaman dengan munculnya teknologi baru[1]. Tentunya, mereka selalu tumbuh dan berkembang dengan akses informasi dan keterikatan dengan perangkat digital yang telah dipelajari oleh generasi sebelumnya. Tetapi yang selalu terjadi adalah masyarakat umum selalu berasumsi bahwa mereka (Gen Z) selalu ahli dalam teknologi baru.
Temuan lainnya, Jordan Hart dalam artikelnya di BusinessInsider.com menemukan bahwa para pekerja Generasi Z 10 kali lebih mungkin merasa malu mengenai masalah teknis daripada rekan kerja mereka yang lebih tua, kata survey HP[2]. Disisi lain, meskipun mereka daring sepanjang waktu, mereka tidak selalu paham dengan teknologi seperti yang mungkin dikira banyak orang.
Begitupun hasil mini riset yang penulis lakukan, Generasi Z hanya menggunakan internet sebagai alat bantu untuk memperlancar kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di universitas. Mereka menggunakan internet untuk mengerjakan tugas, mencari info yang menyangkut studi mereka dan mencari informasi terkini. Selain itu mereka menggunakan internet untuk bermedia sosial dan berkomunikasi dengan komunitas mereka.
Mini riset tersebut juga menemukan mereka ternyata sudah peka dalam menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan mereka serta tidak menggunakan untuk konten negatif maupun menyebarkan konten negatif. Penggunaan hanya sebatas untuk mencari informasi terkini dan membantu dalam menyelesaikan tugas sekolah maupun kampus mereka.
Untuk pelanggaran penggunakan internet sering ditemukan mereka terutama di sosial media dan berita-berita arus utama. Pelanggaran sering terjadi pada konten-konten yang mengandung kata-kata kasar, seperti SARA, fitnah, konten-konten hoax, penyebaran kebencian yang dapat memunculkan masalkah lebih lanjut. Temuan ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam menggunakan dan menyebarkan konten yang berkaitan dengan hal-hal yang sensitif.
Dalam mini riset tersebut tersirat bahwa mereka mencoba memahami regulasi digital berdasarkan pengalaman dari pengguna lain yang tersebar di internet. Regulasi sebagai alat untuk mencapai tujuan sosial hingga tujuan ekonomi telah memainkan peran secara tidak langsung dikalangan Generasi Z. Mereka mengamati apa yang terjadi di dunia melalui media sosial kemudian mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.
Komunikasi digital sebagai media penyampaian pesan yang dilakukan secara elektronik menjadi salah satu saluran komunikasi yang sering digunakan oleh Generasi Z, misalkan melalui Line, Instagram dan media sosial lainnya.
Peranan Generasi Z pada pemanfaatan teknologi masih terbatas pada content creator dan jaringan sosial yang berpusat pada digital dan teknologi. Sebagai generasi pertama yang terpapar teknologi, digital dan teknologi ini telah menjadi identitas mereka. Hal ini membuat mereka berbeda dengan generasi sebelumnya, terutama ketergantungan mereka terhadap internet.
Fenomena ini menjadi hal umum yang terjadi si seluruh dunia secara global. Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi suatu gejala yang memberikan efek baik potif maupun negatif. Manusia menjadi pusat informasi yang disalurkan melalui berbagai saluran yang sangat beragam dengan berbagai metode, sehingga membutuhkan usaha ekstra untuk dapat memilah dan memahami berbagai informasi tersebut.