Lihat ke Halaman Asli

Gamal Albinsaid

Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Mengapa Kita Harus Social atau Physical Distancing?

Diperbarui: 18 Juni 2020   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pribadi

Jika tidak melakukan jarak sosial, 1 orang terinfeksi berpotensi mengakibatkan penularan hingga 406 orang terinfeksi dalam 30 hari. Jika mampu mengurangi paparan sosial hingga 75% dengan menjaga jarak sosial, kita bisa menekan penularan menjadi 2,5 orang dalam 30 hari. 

Kita semua bisa berperan mencegah laju penyebaran infeksi ini dengan jaga jarak sosial. Ambil peranmu.

Waktu adalah segalanya. Grafik berikut ini adalah hasil dari sebuah studi yang menggunakan simulasi untuk menentukan besarnya jaga jarak sosial dan waktu dimulainya. 

Jaga jarak sosial yang disimulasikan adalah penutupan sekolah, peningkatan isolasi kasus, tidak hadir ke tempat kerja, dan pengurangan kontak komunitas. Simulasi ini menunjukkan semakin banyak upaya jaga jarak sosial, semakin sedikit populasi yang terinfeksi.

Tingkat Penularan Penyakit

Dari grafik di atas kita bisa belajar, tanpa tindakan sama sekali 65% dari populasi terjangkit penyakit ini. Jika kombinasi dari semua keempat tindakan jaga jarak sosial diimplementasi (penutupan sekolah, peningkatan isolasi kasus, tidak hadir ke tempat kerja, dan pengurangan kontak komunitas).

Tingkat infeksinya adalah 45% jika jaga jarak sosial dimulai terlambat 4 pekan, 21% jika jaga jarak sosial dimulai terlambat 3 pekan, dan 7% jika jaga jarak sosial dimulai terlambat 2 pekan. Oleh karenanya, kita bisa tarik kesimpulan bahwa waktu memulai jaga jarak sosial atau physical distancing adalah kunci keberhasilan upaya penanganan pandemi.

Langkah-langkah jarak sosial yang biasa diterapkan antara lain, isolasi pasien yang sakit, karantina orang yang melakukan kontak dengan yang sakit, penutupan sekolah dan tempat kerja, dan pembatalan atau pelarangan pertemuan publik. 

Implementasi jaga jarak sosial ini akan mengurangi beban pada layanan kesehatan, sehingga kita bisa memastikan jumlah kasus di bawah kapasitas sistem layanan kesehatan kita. 

Selain itu, langkah-langkah itu juga menjadi sangat penting dalam rangka memberikan waktu untuk memproduksi dan mendistribusi vaksin  dan obat yang dibutuhkan.

Curva kasus covid-19 di Indonesia

Berbagai upaya yang dilakukan adalah upaya untuk flattening the curve. Poin penting dari flattening the curve adalah tidak terjadi penularan yang sangat cepat, sehingga kapasitas sistem kesehatan kita masih bisa mengatasinya. Dampak negatif dari flattening the curve adalah semakin lamanya waktu pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline