Ketidakadilan wasit dalam memimpin laga Indonesia vs Bahrain dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2026
Disusun Oleh:
Muhammad Naufal Al Faruq (245231249)
Inki Lutfiana (245231252)
Mahasiswa/i UIN Raden Mas Said Surakarta
Seperti yang kita ketahui wasit adalah seseorang yang mempunyai kuasa dalam memimpin dan mengendalikan bagaimana berjalannya sebuah pertandingan, kebijakan wasit sangat mempengaruhi bagaimana pertandingan tersebut berlangsung. Apabila wasit kurang adil dalam memberikan keputusan maka akan menimbulkan dampak yang buruk pada salah satu team yang sedang berlaga.
Keputusan wasit di Laga Indonesia vs Bahrain kemarin sangat kontroversial yang mengakibatkan terjadinya kericuhan dimedia massa, Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Bahrain pada 10 Oktober 2024 dipimpin oleh wasit Ahmed Al-Kaf, yang mendapat kritik tajam terkait keputusan kontroversialnya. Al-Kaf mencatat 27 pelanggaran terhadap Indonesia, sementara Bahrain hanya 10, hal tersebut menunjukkan ketidakadilan dalam penegakan aturan. Keputusan untuk menambah waktu hingga 9 menit, meski hanya tertera 6 menit, memungkinkan Bahrain mencetak gol penyeimbang di menit akhir. Protes dari PSSI dan kemarahan pelatih Shin Tae-yong menyoroti dampak buruk kepemimpinan wasit ini terhadap hasil pertandingan dan integritas sepak bola.
Keputusan kontroversial lainnya adalah ketika Rafael Struick dilanggar oleh pemain Bahrain di depan kotak penalti, namun wasit tidak memberikan pelanggaran yang seharusnya berbuah tendangan bebas. Hal ini membuat banyak pihak mempertanyakan konsistensi dan netralitas kepemimpinan wasit selama pertandingan. Wasit VAR juga menjadi sorotan karena tidak meninjau ulang gol Bahrain yang berpotensi offside di detik-detik terakhir. Sebaliknya, ketika Indonesia mencetak gol, prosesnya diperiksa dengan sangat teliti, menimbulkan kesan perlakuan yang tidak adil. VAR terlihat teliti ketika meninjau gol pertama Indonesia yang dicetak oleh Ragnar Oratmangoen, yang diperiksa selama hampir tiga menit untuk memastikan tidak terjadi offside. Namun, ketika Bahrain mencetak gol di menit ke-90+9, VAR tidak melakukan peninjauan yang sama, meskipun ada indikasi pemain Bahrain mungkin berada dalam posisi offside saat gol itu terjadi. Inkonsistensi penggunaan VAR ini menambah kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit. Ketidakpuasan terhadap wasit ini mencerminkan adanya masalah yang lebih besar dalam hal pengawasan dan kualitas kepemimpinan wasit dalam kompetisi internasional. Banyak penggemar dan analis sepak bola menyayangkan keputusan-keputusan ini yang dinilai mencederai semangat fair play.
Upaya meningkatkan kualitas wasit dan transparansi dalam proses pengawasan merupakan langkah strategis untuk mempertahankan semangat fair play dalam olahraga. Kejadian kontroversial dalam pertandingan Indonesia vs Bahrain menunjukkan betapa pentingnya kualitas wasit dalam menjaga integritas sepak bola. Protokol yang ketat serta sistem pengawasan yang efektif diperlukan untuk menghindari ketidakadilan dalam memimpin pertandingan. Upaya meningkatkan kualitas wasit dan transparansi dalam proses pengawasan merupakan langkah strategis untuk mempertahankan semangat fair play dalam olahraga. Oleh karena itu, perlu adanya reformasi dalam sistem pengawasan wasit internasional untuk memastikan setiap tim mendapatkan kesempatan yang adil di lapangan. Ini akan membantu meningkatkan keyakinan publik terhadap sepak bola sebagai ajang kompetisi yang adil dan sportif.