Lihat ke Halaman Asli

Pesantren dan Bahasa Arab

Diperbarui: 20 September 2019   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pesantren adalah sebuah lembaga islam yang menaungi banyak generasi muda penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin-pemimpin negara kelak. Pesantren bukan hanya tempat mereka menimba ilmu, namun dalam pesantren mereka sebagai generasi muda dapat mengutarakan ide-ide brilian mereka dalam lingkungan yang masih kecil, yaitu pesantren. Sebelum mereka terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat di dunia luar.

Pembelajaran di pesantren biasanya menggunakan kitab-kitab klasik yang dikarang oleh Ulama terdahulu. Guna untuk tetap melestarikan kajian-kajian islami dengan pemikiran tokoh-tokoh Islam yang sangat tidak diragukan ajarannya. Seperti Imam Al-Ghazali, Al-Hakim An-Nasaiburi, Ibnu Hibban dan lainnya.

Dalam kitab klasik yang digunakan, bahasa yang dipakai oleh Ulama salaf adalah bahasa arab. Maka tak jarang jika orang-orang mengatakan bahwa lulusan pesantren pasti memiliki kemampuan berbahasa arab. 

Bahasa di pesantren seperti jantung bagi seluruh pelajar yang ada di pesantren. Karena tanpa bahasa arab, mereka buta dalam memahami kitab-kitab yang mereka kaji di pesantren.

Meski bahasa arab yang didapatkan oleh santri yang ada dalam pesantren tidak memiliki kesamaan dalam pengaplikasiannya. Setidaknya, santri yang ada di pesantren pasti mengenal dengan bahasa arab. Karena bahasa arab adalah identitas seorang santri.

Maka, antara pesantren dan bahasa arab memiliki relevansi yang sangat erat. Sehingga kehidupan di pesantren pasti bertemu dan bergelut dengan bahasa arab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline