Sebagai seorang ayah, aku adalah penjaga doa-doa yang diam-diam kutitipkan di balik nama-nama kalian, anak-anakku. Setiap kata yang kugoreskan menjadi sebutan kalian, bukan sekadar penanda, tetapi cerminan dari impian yang kupintakan pada langit dan cinta yang kutanamkan dalam setiap hela napas. Nama-nama itu adalah langkah kecil yang kuharap akan menjadi jalan panjang, membimbing kalian dalam kegelapan dan menunjukkan arah dalam keraguan.
Aku ingin memahamkan kalian bahwa nama yang kusematkan bukan sekadar untaian kata tanpa arti, melainkan denyut hidup yang ingin kulihat berdenyut pula dalam langkah kalian. Setiap hurufnya adalah kekuatan yang kupersembahkan agar kalian mampu berdiri tegak meski angin dunia mencoba merubuhkan. Setiap namamu adalah peta perjalanan, sebuah arahan agar kalian menjadi pribadi yang berani, tegar, dan berakar kuat pada nilai-nilai luhur.
Anak-anakku, di balik setiap nama, kutitipkan harapan yang menjulang hingga ke langit, kutanamkan cinta yang dalamnya menjangkau hingga bumi. Nama kalian bukan sekadar panggilan, tetapi monumen kasih yang ingin kukenang dan kalian warisi. Seperti mata air yang tak pernah habis, nama-nama itu akan menjadi penyejuk di kala kalian dahaga, menjadi arah pulang ketika tersesat, dan menjadi pelindung di kala kalian rapuh.
Sungguh tak ada yang lebih berharga bagiku selain melihat kalian tumbuh dan bermanfaat bagi kehidupan ini. Dengan nama itu, kutitipkan kalian pada dunia sebagai doa yang berjalan, harapan yang mekar, dan iman yang kokoh. Jadilah kalian, anak-anakku, sebaik-baiknya makna dari nama-nama itu. Jangan pernah lelah mencari makna dan mengenal diri, sebab dari sanalah kalian akan mengenal Tuhan. Kenal yang sungguh-sungguh kenal.
Inilah wasiat yang kutitipkan pada kata-kata, agar suatu saat, ketika kalian kembali menziarahi nama kalian sendiri, kalian mengerti bahwa aku, ayah kalian, telah mencintai kalian sejak sebelum kalian memahami arti cinta itu sendiri.
Ke Satu
Nak, inilah wasiatku untukmu
Aku menulisnya agar ia menjadi monumen aksara yang kelak sesekali engkau kunjungi
Obsesi ayahmu sederhana saja, ingin agar engkau mengenal dirimu sehingga oleh sebab itu engkau juga mengenal Tuhanmu.
Usahalah dengan sungguh-sungguh karena persoalan ini bukan hal mudah
Gagasan tentang penciptaan sesuatu sebelum segala sesuatu itu ada, tahukah kamu?