Lihat ke Halaman Asli

Ratri Anugrah

A Lifestyle Blogger

Review Novel Sophismata Karya Alanda Kariza

Diperbarui: 16 Januari 2018   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ratrianugrah.com

SOPHISMATA

Penulis: Alanda Kariza| Editor: Anastasia Aemilia| Penerbit: Gramedia Pustaka Utama| Terbit: 12 Juni 2017 | Tebal: 272 halaman| Harga: Rp 52.000 [BukaBuku] | Rating: 3/5 stars

-----------------------------------------

AKHIRNYAaku bisa melanjutkan salah satu hobiku, yaitu membaca buku. Kali ini, reviewpertama jatuh pada Sophismatakarya Alanda Kariza. Aku masih ingat jelas betapa banyak teman-teman sesama pecinta buku di Instagramyang mengelu-elukan Sophismata. Lalu, apakah buku ini memang seheboh kelihatannya?

Cita-cita Sigi tidak muluk. Dia hanya ingin kenaikan jabatan dari posisinya sebagai staf administrasi. Sayangnya, menurut Johar Sancoyo, atasannya, itu cita-cita yang belum pantas Sigi raih, bahkan setelah lebih dari tiga tahun dia bekerja tanpa cela.

Begitulah kisah Sophismatadimulai. Kita langsung dikenalkan kepada sosok Sigi, si wanita masa kini, yang berjuang mengejar karir. Meski menjadi staf administrasi politikus di DPR bukan hal mudah, dia ingin naik jabatan menjadi Tenaga Ahli. 

Bukan masalah gaji atau kekuasaan, dia hanya ingin terlibat dalam proyek yang mempunyai nilai signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Mulia sekali kan?

Dalam mencapai impiannya, Sigi tentu mendapat banyak rintangan. Dan uniknya, Alanda mengusung rintangan yang tanpa disadari dialami banyak perempuan. Yaitu, ketidaksetaraan gender. 

Johar hanya memperkerjakan dua Tenaga Ahli laki-laki dan satu staf administrasi. Lewat perlakuan dan obrolan dengan rekan kerjanya serta perintah-perintah Johar, Alanda seolah ingin mengedukasi pembacanya tentang perasaan perempuan yang bekerja sebagai minoritas. Hal ini sangat perlu diketahui para fresh graduatedan job seeker. Setelah diterima bekerja, proses penyesuaian diri biasanya tidak boleh disepelekan.

Pinterest

Di sela hiruk-pikuk dunia kerja Sigi, datanglah sosok pria mapan bernama Timur. Berbeda dengan Sigi yang benci politik, Timur justru sedang dalam proses membentuk sebuah partai. 

Bagi dia, terjun ke dunia politik dan menggalang kekuatan adalah cara terbaik untuk membantu masyarakat. Lagi-lagi kita bertemu sosok yang mulia. Well,usut punya usut, Alanda ingin menyampaikan bahwa tidak semua politikus dan orang-orang yang terlibat di dalamnya itu busuk dan korup seperti yang sering kita lihat di televisi. Meski secara pribadi aku agak sanksi, sepertinya Alanda ada benarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline