Bercinta Bukan Cinta
Senja telah sirna
Malam pun beranjak tiba
Tubuh ku dan kau masih basah
Raut wajah seakan merah
Keringat mulai perlahan kering
Jam dinding bergetar kencang
Hai puan,
Dengan nada ngos-ngosan
Terimakasih sebelum datangnya senja
Dan tibanya malam segala
Berkasih dan berkisah padamu
Adalah hal yang aku iming-imingkan
Nafas dan nafsu mesra mu
Membuat kendali ku ambruk tergoyahkan
Merah merekah pipi dan muram merem bibir mu
Merangsang dan merobek pikiran kotor ku
Malam yang dingin ini jadi saksi
Gemerlap lilin bertahan ria
Diatas ranjang berselimutkan kain sutra
Kita beradu dan berpacu meraih nikmat
Seakan tak ada yang harus dipikirkan
Tak adalagi dibicarakan lalu dikisahkan
Pada bulan bintang dan pada hujan musim ini
Kita, telah berkhianat atas diri kita
Dan atas komitmen yang diemban
Kita, pecundang hanya untuk meraih nikmat sesaat.
Hai puan,
Aku kalah malam ini
Menyerah pada lekukan tubuh mu yang aduhai
Menghamba kehadapan cinta atas dasar nafsu serakah
Meminta belas kasih pada aroma wangi rambut halus mu
Semuanya itu puan, aku tak berdaya
Kesekian kalinya aku pasrah pada binar bola matamu yang sayup-sayup gerimis.
Hai puan,
Ayo bergegas dan bergerak dari tempat tidur mu
Aku mohon cepat dan sebisa mungkin
Biarkan aku sendiri menjerit atas apa yang menimpa diri kita
Menodai dan ternodai aku mohon
Jangan salahkan cinta
Cinta tak tau jalan kesana
Salahkan saja diri ini atas nama nafsu
Diri lah yang gugur dalam hal ini
Bercinta dalam hal cinta
Itu bukan cinta tapi nafsu
Puan kuatkan kita agar selalu searah
Biar aku terbiasa dengan rasa pertanggungjawaban terhadap apapun dan siapapun
Puan bersihkan badanmu hingga wangi Setelah itu makan lah agar kuat.
~Kupang 11 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H