Lihat ke Halaman Asli

Jack Febrian Rusdi

Dosen dan Peneliti

Strategi Manajemen: Perparkiran sebagai Ujung Tombak (SDN 113 Banjarsari Bandung)

Diperbarui: 15 Mei 2022   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anu salah seorang petugas lapangan di SDN 113 Banjarsari Bandung

Mengelola suatu usaha, organisasi ataupun layanan publik tentunya membutuhkan konsentrasi di berbagai aspek, termasuk diantaranya dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur, dan tim pendukung kegiatan. Organisasasi yang berkaitan dengan layanan publik secara langsung memiliki tantangan tersendiri, termasuk yang kadang terabaikan dari sisi perparkiran. Sementara itu, perparkiran adalah ujung tombak yang berhadapan langsung di awal pertemuan dengan publik. Bagi mereka yang menyadari hal ini, mereka pun mengelolanya secara profesional, dan bahkan ada yang melibatkan pihak eksternal.

Kajian ini menggali tentang bagaimana perparkiran dan mengangkat bagaimana sebuah sekolah mampu memperhatikan pelayanan mereka mulai dari saat kedatangan kunjungan maupun di akhir kunjungan.  Berdasarkan observasi dan sedikit wawancara, disini diangkat sebagai studi kasus (SK) berdasarkan observasi yang terjadi di SDN 113 Banjarsari Bandung dalam menerapkan strategi manajemen mereka dari sisi perparkiran ini. Kajian dapat menjadi pandangan berbagai pihak, baik dunia akademis, bisnis, pemerintah, maupun pihak lainnya.

Problema perparkiran merupakan kajian yang menarik untuk dikaji, dan kadang terlupakan bagi berbagai pihak. Bagaimana malasnya orang-orang berkunjung ke suatu lokasi karena berbagai permasalahan yang ditemukan pada perparkiran ini, seperti diantaranya sulit mendapatkan tempat parkir, petugas parkir yang tidak aware alias cuek, termasuk terkait etika petugas lapangan yang kadang kurang simpatik. 

Ketika baru datang dan berkunjung ke suatu tempat dan akan turun dari kendaraan, permasalahan perparkiran ini merupakan ujung tombak awal yang mampu membuat situasi psikis pengunjung. Saat menemukan situasi dalam kondisi netral maupun positif tentu akan membuat pengunjung memiliki energi positif dilingkungan yang akan dikunjunginya. Begitu juga sebaliknya, hal ini mampu memberikan energi yang negatif terhadap tempat yang dikunjungi tersebut.

Situasi di SDN 113 Banjarsari Bandung menarik untuk diangkat dalam kasus ini. Sekolah ini terletak di jalan protokol di pusat Kota Bandung, berseberangan dengan Kantor Wali Kota Bandung, dan bersebelahan dengan Polrestabes Bandung. Lokasi sekolah ini berada pada jalur yang umumnya padat lalu lintas. Kelemahan dalam pengaturan aliran kendaraan serta perparkiran dapat memberikan dampak macetnya jalan utama tersebut.  

Jumlah total potensi populasi kendaraan yang singgah di sekolah ini pun relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kelas yang ada. Setidaknya masing-masing tingkatan kelas terdapat enam kelas. Artinya diperkirkan jumlah kelas ada sebanyak 36 kelas. Jika masing-masing kelas memiliki 30 orang siswa, dan jika masing-masing siswa diantar ke sekolah dengan kendaraan baik mobil ataupun motor, pada jumlah tertinggi kendaraan yang singgah pada sekolah ini berpotensi mencapai 1080 unit kendaraan. 

Lalu, bagaimana strategi manajemen terkait perparkiran yang tampak di lapangan?

Dari sisi area parkir, sekolah ini membagi dua area perparkiran yang masing-masing berkisar seluas 500 meter persegi. Area pertama untuk parkir mobil atau kendaraan roda empat yang diperkirakan mampu menampung sekitar 50 kendaraan dalam posisi diam. Sedangkan area kedua disediakan untuk motor atau kendaraan roda dua.  Khusus untuk area mobil, dijadikan sebagian lahan untuk jalur drop disamping kendaraan yang parkir. 

Dari sisi petugas lapangan, masing-masing area, petugas dibagi menjadi dua kelompok, bagian untuk menyusun posisi kendaraan, dan petugas yang melepas kendaraan di pintu keluar memasuki jalan utama.  Petugas yang diturunkan untuk keseluruhan proses ini diperkirakan sebanyak delapan orang. Dalam pelaksanaan pengerjaan pengaturan, petugas ini terlihat cukup rapi dalam bekerja, dan terlihat bekerja dengan cekatan dan penuh dedikasi. 

Berbagai hal menarik ditemukan di lapangan terkait dengan petugas lapangan ini. Misalnya, petugas lapangan ini mampu menghapal hampir seluruh anak didik dan umumnya mengenal siapa yang mengantar ataupun yang menjemput masing-masing anak. Hubungan sosial dengan anak pun terlihat mereka jaga dengan baik. Hubungan emosional yang yang baik ini membuat anak cukup bersahabat dengan petugas lapangan, termasuk orang tua. Tentu saja hubungan ini perlu dijaga oleh petugas lapangan ini, mengingat berbagai risiko berpotensi terjadi pada saat jam sibuk. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline