Lihat ke Halaman Asli

ingkarpandang

Orang yang ingkar, juga punya sudut pandang.

Teknologi Bersyukur

Diperbarui: 26 Maret 2021   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar hampir satu tahun ini di semua belahan Dunia mendapati wabah yang sama atau bisa disebut Pandemi. Pandemi yang berlangsung lama ini belum juga dapat diatasi dan ditemukan solusinya. Dunia sains masih berikhtiar akan hal ini.

Indonesia mengalami banyak penderitaan pada saat ini. Dimulai dari penderitaan ekonomi, penderitaan proses pendidikan, penderitaan kebebasan berkumpul, dan penderitaan-penderitaan lainya.

Kita sebagai orang Islam dan yang bergabung dalam organisasi masyarakat yang bernama Muhammadiyah, berusaha sebisa mungkin patuh terhadap pemerintahan Negara Republik Indonesia. Bukan hanya patuh, tetapi Muhammadiyah juga ikut andil dalam berusaha mengatasi pandemi di wilayah Indonesia. 

Amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah berawal dari ketersediaan dan bersedia supaya Rumah Sakit Umum yang dimiliki Muhammadiyah sebagai Rumah Sakit Rujukan pasien Covid-19, anggota Muhammadiyah juga banyak yang menjadi relawan Covid-19, hingga bantuan-bantuan sosial yang diterima masyarakat melalui Muhammadiyah.

Terlepas dari itu semua, kita selayaknya makhluk sosial yang dalam posisi menjadi pelajar, pengajar, pekerja, pedagang, petani, dan lain sebagainya saling bantu-membantu satu sama lain.

Pemerintah dan orang-orang yang posisi ekonominya menengah ke atas, berkewajiban membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, karena sulitnya mencari kerja di era pandemi, yang kelaparan karena krisisnya keuangan, dan lain sebagainya yang sehingga orang-orang tersebut tidak merasa bahwa Hak Asasinya dirampas begitu saja. Dirampas yang dimaksud di sini malah justru karena dibiarkan begitu saja.

Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua bagaimana caranya agar orang-orang yang disebutkan di atas itu tidak menjadi anarkis karena keterhimpitan ekonomi, tidak munculnya aksi-aksi pembunuhan karena nafsu yang tak terbendung, dan tidak munculnya iri yang berakibat sampai mengalami kerugian-kerugian material.

Yang mempunyai pekerjaan atau yang berada pada posisi ketercukupan ekonomi, mereka mempunyai peluang lebih besar atau lebih banyak untuk menggunakan teknologi yang sering dilupakan manusia yaitu teknologi bersyukur. Output dari teknologi bersyukur harusnya mencapai manusia pada tingkat Rahmatan Lil 'alamin sesuai anjuran di dalam kitab suci.

Memang benar bahwa hidup ini adalah penderitaan. Tetapi kita sebagai makhuk yang berpikir dinamis, tentu tidak ingin mengalami penderitaan terus menerus dan bahkan sangat ingin sekali menghilangkan penderitaan dalam kehidupan ini. Tetapi semua keinginan itu mustahil bisa terwujud. Yang bisa diwujudkan oleh manusia modern Indonesia tidak ada yang lain kecuali hanya mengurangi penderitaan yang misalnya mempunyai penderitaan 100 bisa dikurangi menjadi 98.

Dalam tulisan yang singkat ini, saya mengajak teman-teman semua supaya kita lebih sering menggunakan teknologi bersyukur kita dalam setiap fase kehidupan yang sedang kita alami. Mengajak merenung sedalam-dalamnya untuk menyadari sampai mana kita menggunakan teknologi kehidupan tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline