Lihat ke Halaman Asli

Orang Ini Jangan Dijadikan Guru!

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang istri yang sedang mengajat tiba-tiba didatangi suaminya yang juga pengajar. Lalu suaminya itu berkata kasar dan mengajak bertengkar, tidak hanya di situ, sang suami pun berusaha memukul istri dan sempat meludahinya. Semua adegan itu, disaksikan oleh para guru dan murid di sekolah.

Kejadian yang sangat miris yang terjadi di dunia pendidikan. Sungguh jauh panggang dari api. Seorang guru yang harusnya memberi contoh dan tauladan yang baik pada murid, malah mencontohkan kekerasan dan kerendahan moralnya. Selain itu, guru itu pun jelas tidak bisa menghargai istrinya yang sedang mengajar, dan tidak mengindahkan proses belajar mengajar.

Seorang seperti itu, sangat tidak panats menjadi guru! Dia sudah menghina istrinya yang berprofesi sebagai guru, mencontohkan kekerasan, mencoreng nama baik sekolah dan para guru, dan juga tidak menghargai para siswa sekolah!

Tidak ada alasan lain lagi. Pihak kepala sekolah harus menindak tegas pengajar seperti itu!

Dunia pendidikan memang kerap terjadi ragam problematika di dalam keberlangsungan proses pendidikannya. Begitu pula di tubuh para pengajarnya, permasalahan akan selalu ada. Apalagi jika sekolah menghendaki hasil pendidikan yang memuaskan dengan mengutamakan profesianlisme pengajar, dan tidak ketinggalan sosok guru yang harus berperan sebagai tauladan. Maka, akan semakin jelas banyaknya permasalahan diantara para pendidik. Sebab, tidak semua pendidik atau guru di sekolah itu memiliki profesionalisme dalam mendidik. Bahkan tidak sedikit sekolah yang merekrut para pengajarnya yang masih kuliah.

Melihat kasus di atas, pihak sekolah, kepala sekolah khususnya, harus mempunyai pertimbangan yang matang dalam menerima pengajarnya di sekolah. Saya tidak tahu secara menyeluruh soal dunia pendidikan. Namun, bukan rahasia dan hal yang aneh jika pengajar harus mempunyai skill yang mumpuni dalam mengajar, juga selalu mengedepankan tauladan pada murid.

Tauladan guru yang diaplikasikan dari sikap dan perkataanya, itu merupakan harga mati yang harus dijaga dan dilakukan dengan sepenuh hati oleh guru. Buat apa menjadi guru kalau tidak menjadi tauladan.

Saya sebagai orang yang memposisikan sebagai murid, sama sekali tidak mau jika seorang guru hanya pintardalam mengajar sedangkan moralnya (maaf) tidak diperhatikan. Sebab guru, adalah guru! Murid bisa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai hal, dan penyampaian materi guru, tidak sepenuhnya diserap oleh semua murid sebaik apapun guru itu. Namun tauladannya, akan sangat berharga dan teramat mahalnya jika murid mendapatkan itu dari gurunya. Kasih sayang, keihklasan, kepedulian pada murid, dan juga akhlak gurunya yang baik, semua itu tidak akan terwakili dan dibuktikan oleh perkataan, semua itu hanya bisa ditunjukan oleh sikap!

Maka, guru yang saya maksud dalam pembuka artikel ini. jelas harus ditindak, dan sebaiknya diberhentikan. Lengkapnya disini guru yang saya maksud.

Sedih melihat kasus pendidikan di atas...

Ingin Nangis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline