Maraknya berita yang mengekspos perilaku konsumsi produk-produk mewah para tokoh, artis, pejabat atau orang kaya baru, diberbagai kanal media sosial, memaksa kita mengaktifkan sinyal waspada keuangan agar jangan sampai terjerumus menjadi bagian tren tersebut.
Apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang terjebak berperilaku konsumsi berlebihan?dengan menciptakan celah besar antara nilai guna dan keinginannya sendiri. Berpikir irasional tanpa mempertimbangkan skala prioritas. Bahkan cenderung bersifat insidental semata.
Alasan klise peningkatan reputasi, sekedar demi gengsi. Untuk sebagian besar orang, membelanjakan uang demi barang mewah, seperti mobil, tas, atau jam tangan dianggap dapat mempercepat naiknya status sosial mereka dimasyarakat. Dianggap kaya, berpunya, berada, menjadi sesuatu yang wajib diraih. Melupakan alokasi dana tabungan dan investasi dimasa depan. Hingga terbuang sia-sia.
Yang kedua, Fear of missing out (FOMO) merupakan istilah yang tengah populer saat ini. FOMO memiliki arti yakni sebuah fenomena psikologis di mana seseorang takut ketinggalan terhadap hal-hal yang sedang populer.
Menimbulkan rasa takut ketinggalan zaman jika tidak up-to-date terhadap hal-hal tertentu. Jebakan promosi dan diskon sangat berpengaruh dalam pembuatan keputusan pembelian. Sebuah strategi pemasaran yang mengintimidasi konsumen dalam melakukan pembelian dibawah pengaruh fomo.
Ketiga, efek meniru atau demonstrative effect, keinginan membeli karena meniru perilaku pembelian orang lain. Tindakan mengkonsumsi sebuah barang atau produk tertentu karena terpengaruh oleh pola konsumsi kelompok masyarakat lain di sekitarnya yang memiliki kemampuan finansial yang lebih tinggi darinya.
Faktor negatif yang akan membuat seseorang melakukan segala hal demi mendapatkan dan menggunakan barang-barang yang ada di luar kemampuannya. Menggiring ke jebakan -jebakan selanjutnya seperti utang pinjol, prostitusi, narkoba dan tindak kriminal lainnya.
Semoga kita semakin lebih bijak dalam mengalokasikan dana bagi kebutuhan kita, keluarga demi hidup yang lebih baik lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H