Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Setiawan

merawat keluarga merawat bangsa

(FFA) Smartphone

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

123

Eriska kesal. Begitu keluar dari mobil, ia berjalan cepat menuju gerbang sekolah tanpa menengok ke belakang lagi. Ia tidak menghiraukan mamanya yang gundah saat memandanginya dari belakang kemudi. Eriska memang ingin memperlihatkan kemarahannya kepada sang Mama karena telah menolak permintaannya untuk dibelikan smartphone terbaru.

Padahal ia telah berupaya merayu Mama di sepanjang perjalanan tadi.

Handphone yang Eris punya sekarang payah, Ma. Tidak seperti smartphone milik Nayla yang canggih,” mulai Eriska. Nayla adalah teman Eriska di kelas 7 SMP Kusuma.

“Oh, ya?,” jawab Mama dengan dingin. Matanya terus melihat ke depan jalan.

“Iya, Ma. Smartphone Nayla tidak cuma untuk menelpon, tetapi bisa juga buat chatting-chatting-an. Bisa facebook-an, twitter-an, internet-an. Games-nya juga bagus-bagus,” urai Eriska dengan antusias.

“Kok, kamu tahu?”

“Kemarin Nayla membawanya ke sekolah. Secara sembunyi-sembunyi ia memperlihatkannya ke Eriska,” Eriska merasa perlu menjelaskan dengan gamblang agar mamanya tidak salah paham. Di sekolahnya memang ada peraturan yang melarang para pelajar membawa gadget ke sekolah.

“Hati-hati, kalau Nayla ketahuan guru kamu bisa kena getahnya,” kata Mama sambil melihat Eriska dengan wajah serius. Dalam hati, Eriska setuju. Tetapi, ia merasa Mama belum memberikan jawaban atas permintaannya. Ia lalu melanjutkan:

“Bagaimana, Ma?”

“Apanya?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline