Lihat ke Halaman Asli

Ingatan Sihura

Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

Fogao, Peralatan Dapur Nono Niha yang Masih Terlestarikan

Diperbarui: 9 Mei 2021   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis yang sedang kukur kelapa dengan "fogao" [Foto Dokumen Pribadi]

Pagi ini sekitar pukul 05.30 wib, saya yang masih tidur di loteng rumah seorang umat sedikit dibuat penasaran dengan bunyi yang berasal dari dapur. Namun suara itu tidaklah asing di pendengaran saya. 

Saya langsung teringat dengan pekerjaan tersebut. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang setiap harinya dilakukan oleh perempuan pada umumnya di dapur. Pekerjaan tersebut adalah mengukur kelapa dengan menggunakan alat kukur kelapa yang lebih dikenal dengan nama "FOGAO". Benar saja, setelah saya turun dan melihatnya, seorang gadis sedang mengukur kelapa.

Salah satu alat dapur tradisional yang masih terlestarikan di kalangan Nono Niha adalah fogao. Fogao adalah salah satu alat tradisional yang berkembang di Nias sebagai bagian dari peralatan dapur. Fogao merupakan salah satu alat kukur kelapa yang masih alami dan memerlukan tenaga manusia.

Fogao terbuat dari sepotong besi yang telah ditempah dengan ujung yang bergerigi seperti mata gergaji. Kemudian besi ini ditancapkan di bagian kayu yang telah disiapkan. Biasanya kayu yang digunaran dapat berupa pertigaan kayu dan atau dengan balok yang telah disiapkan. Namun kayu ini pada umumnya didesain seperti bangku.

Fogao (alat kukur kelapa) [Foto Dokumen Pribadi]

Dalam Bahasa Nias, "fogao" sendiri jika diartikan secara harafiah berarti "alat penggali". Alat penggali ini dimaksudkan bahwa kelapa yang masih melekat pada tempurung, hendak digali. 

Proses penggalian ini dilakukan secara perlahan sehingga kelapa yang diparut sungguh sangat halus dan mudah mengeluarkan santan. Fogao sendiri di kalangan Nono Niha, masih memiliki beberapa nama lain. Fogao juga dapat disebut dengan "dekhia" untuk daerah Nias daerah tengah dan "sangihi bato" untuk daerah Nias bagian selatan.

Selain nama yang berbeda di setiap daerah, fogao juga sering dijadikan sebagai bagian dari pembicaraan. Ena'o hulo zogao banio ita, fahokohoko zogao ba fahokohoko goi nikhao (hendaknya kita seperti orang yang mengukur kelapa, mengangguk-angguk yang mengukur dan menganggu-angguk juga yang dikerjakan). 

Kalimat ini biasanya dilontarkan ketika orang adat akan mengadakan pembicaraan adat dengan harapan bahwa "semoga pembicaraan ini semua bisa dengan cepat disepakati dan pekerjaan pun dengan mudah dikerjakan".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline