Lihat ke Halaman Asli

Catatan Pantai Asri

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ada angin pusar yang mengembara mencari pasangan kawinnya

menggali permukaan laut melubangi hamparan air yang sedang birahi

menjadi sejoli asyik-masyuk yang alfa diri

para tetua mengajari tata laku para orang pantai

menonton sejoli agar mendapat malu diri

kemudian pergi meninggalkan posisi

angin pusar dan lautan yang kasmaran

bakal bencana yang tak bisa diduga

membongkar pantai

menerbangkan atap-atap rumah

mengaduk pasir

memporak-porandakan kampung nelayan

datuk bilang,

angin pusar yang birahi datang bermusim

mengunjungi bentangan pantai buleleng

tandang bergaya di hadapan kekasihnya

kemudian bercumbu lupa diri

datuk bilang,

jangan biarkan mereka gila birahi

buta kasamaran dalam kealfaan

ingatkan mereka dengan kentongan

kabari mereka sorak-sorai yang membangunkan

datuk yang lain bilang,

itu hanya kebetulan

semestinya kita berdzikir memohon penguasa alam

kita memang patut menonton percumbuan mereka

agar bencana tidak merobohkan iman kita

datuk yang lain bilang,

tebar do’a agar mereka segera pergi

kita tak punya janji dan kekuatan diri

menanggung risiko amukan pemabuk yang lupa diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline