Lihat ke Halaman Asli

Harga Minyak Mentah Melorot Dilanda Krisis Utang Eropa

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="120" caption="Harga Minyak"][/caption] Pada penutupan perdagangan di Nymex dini hari tadi harga minyak mentah mengalami penurunan signifikan (08/05). Harga minyak mentah merosot setelah pemilu akhir pekan menghasilkan perubahan kepemimpinan di Prancis dan Yunani, memicu kekhawatiran baru tentang krisis keuangan zona euro.Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, berakhir pada 97,94 dolar AS per barel, turun 55 sen dari tingkat penutupan Jumat. Kontrak New York tetap lemah dari minggu lalu, ketika angka pekerjaan AS pada Jumat lebih buruk dari perkiraan, mengirim WTI di bawah 100 dolar AS ke tingkat terendahnya sejak Februari. Pemilu akhir pekan di Eropa meningkatkan kekhawatiran bahwa dorongan zona euro untuk meningkatkan stabilitas keuangan bisa terperosok karena reaksi ketidakpuasan pemilih untuk langkah-langkah penghematan. Di Prancis, calon dari Partai Sosialis, Francois Hollande, menggulingkan Presiden Nicolas Sarkozy, menjadi sosialis pertama dalam 17 tahun untuk memimpin ekonomi terbesar kedua zona euro. Di Yunani, partai-partai utama yang mendukung sebuah bailout (dana talangan) Uni Eropa-IMF negara itu kehilangan kontrol di parlemen. Harga minyak mentah pada perdagangan elektronik hari ini sempat anjlok ke level 95.38 dolar per barel yang sekaligus merupakan posisi terendah sejak tanggal 20 Desember 2011 lalu. Saat ini harga tampak cenderung rebound dan berada di posisi 97.13 dolar per barel. Harga mengalami penurunan sebesar 1.36 dolar dari penutupan perdagangan akhir minggu lalu. pergerakan harga minyak mentah masih akan cenderung dalam trend bearish yang lemah. Harga minyak tampak tertekan akibat lesunya harapan pemulihan ekonomi global. Saat ini harga diperkirakan masih akan mengalami pergerakan di kisaran 100 – 105 dolar per barel. ( Financeroll )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline