Lihat ke Halaman Asli

PPI Turki

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki

Webinar PPI Turki, Sampah Plastik Hanya 10% yang Terkelola dengan Pendaurulangan

Diperbarui: 6 Juli 2021   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bentangan Sawah di Bali | Sumber: Unsplash

Manusia yang tinggal di rumahnya masing-masing, pastinya mereka senang dan nyaman jikalau keadaan rumahnya baik, sehat, bersih, dan aman. Bumi pun adalah rumah untuk kita semua umat manusia yang tinggal di muka bumi ini, tetapi kenyataannya kriteria rumah yang aman, bersih, dan sehat tidak dapat kita sebutkan bahwa bumi adalah rumah yang baik, karena kenyataannya bumi dalam keadaan tidak baik-baik saja. Salah satu sebab yang nyata sangat banyaknya penggunaan plastik, memang bahwasanya plastik-plastik ini yang akan menjadi sampah bisa didaur ulang, tetapi sampah plastik adalah objek yang sangatlah sulit untuk didaur ulang. Indonesia sebagai pengimpor sampah terbesar ke-2, Meskipun seperti itu Indonesia masih kewalahan untuk mendaur ulang semua sampah plastik yang ada di tanah air.

Departemen SPM (Sosial Pengabdian Masyarakat) Kabinet Bumi Inspirasi yang bergerak dengan program-programnya yang bertema “Bentang Alam” untuk itu salah satu programnya pada tanggal 19 Juni 2020 mengadakan acara webinar via Zoom dengan judul “Ada Apa dengan Alam Indonesia?” dan acara webinar pun mulai pada pukul 16.00 sampai dengan 17.00 waktu Indonesia barat. Pembukaan acara dimulai dengan sambutan dari Hilda Farida selaku Ketua PPI Turki Kabinet Bumi Inspirasi, lalu untuk pemateri pada acara adalah Muharram Atha Rasyadi selaku Urban Pople Power Campaigner, dan sebagai moderator acara Haqiqul Rezkyanta selaku Kepala Departemen Sosial Pengabdian Masyarakat. Asal-muasalnya webinar ini diadakan karena kebutuhannya meningkatkan kesadaran dan wawasan kelestarian alam yang di mana keadaan Alam Indonesia yang sedang tidak baik dan juga yang menjadi alasan utamanya antusiasme dan rasa penasaran dari anggota-anggota.

Acara berlangsung sangat menarik, di mana Muharram Atha Rasyadi memaparkan materinya bahwasanya Alam Indonesia benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Beliau dalam gerakannya untuk menghijaukan kembali tanah air Indonesia, beliau menemukan kemasan sampah plastik yang sudah berumur 20 tahun lebih, beliau menunjukan kemasan sampah plastik ini dengan sebuah foto yang tertulis harga dari barang yang di dalam kemasan masih Rp50 dengan masa terakhir penggunaan pada tahun 1999 dalam pemaparan beliau, bahkan dalam pemaparan beliau juga menjelaskan dari sebuah data-data yang sudah dikumpulkan. Sampah-sampah plastik yang ada di Indonesia hanya 39%-nya saja yang terkelola dari 39% yaitu 10%-nya adalah pendaurulangan sisanya yaitu 29% adalah dibakar atau dibiarkan saja di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Sekarang sisanya yaitu 61% ini adalah sampah-sampah yang tidak terkelola dan akhirnya mencemari lingkungan-lingkungan di Indonesia.

Beliau menjelaskan “Kita tidak mungkin mengelola semua sampah yang ada di Indonesia, begitu banyak sumber permasalahan sampah plastik ini. Pemerintahan, ekonomi Indonesia, ketidakpedulian masyarakat, produksi plastik yang melebihi dari kemampuan pengelolaan dan lain-lain. Banyak hal yang di luar jangkauan kita semua, tetapi bukan berarti kita membiarkan diri kita pesimis. Cukup mulailah dari hal-hal yang terkecil untuk menjadi solusi. Mulailah dengan Reduce, Reuse, Recycle.” Memang tidak akan ada habisnya ketika kita menghadapi masalah-masalah, maka dari itu lakukanlah terlebih dahulu dari hal-hal yang sederhana. Haqiqul Rezkyanta memiliki harapan “Sederhana adalah langkah-langkah kecil yang akan terhubung dengan sebuah pergerakan yang besar, karena itu diperlukannya wawasan dan kesadaran agar bisa menjadi seseorang yang teredukasi dengan itu kita sadar kalau misalnya Bumi adalah ‘Rumah’ untuk kita semua.”

Jurnalis : Rausan Fikri Alfaritzi
Instagram : @rava2542

PPI Turki
Instagram : @PPI Turki
Twitter : @PPI Turki
Facebook : PPI Turki Fanspage
Youtube : PPI Turki TV




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline