Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Tak Perlu Lagi Influencer karena Presiden Jokowi Sudah Sampaikan Kondisi IKN Secara Transparan

Diperbarui: 4 Agustus 2024   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi naik motor bersama influendcer di jalan tol IKN, 28/7/2024 (Foto: kompas.com/Dok Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

"Staf khusus Presiden RI Joko Widodo, Grace Natalie menyebut sang presiden membawa rombongan pemengaruh (influencer) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara (28/7/2024-pen.) sebagai bentuk transparansi publik. Grace menyebut para influencer itu dapat menunjukkan kondisi IKN kepada masyarakat." Ini lead berita "Jokowi Bawa Rombongan Influencer ke IKN, Grace Natalie: Bentuk Transparansi Publik" (kompas.tv, 30/7/2024).

Pernyataan Grace Natalie ini sangat naif karena influencer tidak akan bisa menampilkan fakta empiris terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) -apa nama kotanya?- karena materi yang mereka peroleh hanya dari yang mengundang sebagai sumber.

Kondisi IKN sendiri sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu   progres keseluruhan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2024 mendatang baru mencapai 15 persen. (kompas.com, 16/7/2024).

Disebutkan pula dalam berita: Kepala Negara mengungkapkan, proyek besar seperti IKN bukan dibangun dalam 2-3 tahun. Pembangunan itu merupakan proyek jangka panjang dengan kurun waktu 15-20 tahun.

Terkait dengan dana pembangunan IKN yang 15 persen, Presiden Jokowi mengatakan: "(Investasi) Itu yang sedang kita kejar. Kalau pemerintah kan kewajiban (pembangunannya) dari gedung-gedung pemerintahan Istana Presiden, Wakil Presiden. Dan oleh karena itu 100 persen dari APBN."

Lalu, transparansi (keadaan yang nyata) macam apa pula yang dimaksud oleh Grace Natalie yang akan diungkapkan oleh pesohor dan influencer yang dibawa Presiden Jokowi ke IKN?

Jika benar ingin transparansi, maka jalan yang arif dan bijaksana adalah berita yang dikemas dengan jurnalistik. Secara faktual tidak ada berita hoaks (bohong atau palsu) selama berpijak pada asas jurnalistik. Yang adalah informasi palsu, bohong dan hiperrealitas.

Maka, jurnalistiklah yang bisa transparan dalam pemberitaan terkait dengan IKN karena berita seperti yang disampaikan oleh Ashadi Siregar, Direktur LP3Y Yogyakarta, dkk, dalam buku Bagaimana Menjadi Penulis Media Massa, Paket 4, Jurnalistik, PT Karya Unipers, Jakarta, 1982, harus memenuhi unsur-unsur layak berita dan kelengkapan berita.

Nah, apakah pesohor dan influencer bisa meramu informasi dengan kandungan unsur-unsur layak berita dan kelengkapan berita?

Lihat saja unsur-unsur layak berita ini, yaitu:

  • Significance, peristiwa atau kejadian yang terkait langsung dengan harkat kehidupan orang banyak
  • Magnitude, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan jumlah atau angka
  • Timeliness, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan aktualitas, baru terjadi, baru ditemukan
  • Proximity, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan kedekatan secara geografis atau psikologis
  • Prominence, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan ketenaran
  • Human interest, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan kemanusiaan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline