Pada tahun 2017 sebuah study yang diolah lebih dari 700.000 pengguna smartphone atau telepon seluler (Ponsel) pintar di dunia menunjukkan warga Indonesia berada di urutan terbawah jumlah langkah per hari. Mereka yang tinggal di Indonesia nampaknya paling malas, hanya jalan sebanyak 3.513 langkah/hari. Ini menurut peneliti Universitas Stanford (dailymail.co.uk, 12/7/2017).
Itu menunjukkan warga Indonesia paling malas menjaga kebugaran setiap hari. Sebaliknya, warga Hong Kong menempati posisi paling giat yaitu berjalan rata-rata 6.880 langkah setiap hari. Ini setara dengan sekitar 6 km.
Kondisi di atas kini kian buruk karena kehadiran sepeda listrik. Warga kian malas jalan kaki karena pengoperasian sepeda listri yang sangat mudah.
Selain itu harga sepeda listrik juga tidak lebih mahal dari harga sepeda sehingga terjangkau banyak kalangan.
Kalau sepeda harus dikayuh, sepeda listrik tinggal tekan tombol langsung jalan. Batere sepeda listrik bisa diisi ulang di rumah.
Antar anak ke sekolah pakai sepeda listrik. Belanja ke pasar pakai sepeda listrik. Kondisi ini membuat jumlah langkah dengan berjalan kaki kian sedikit bahkan bisa hanya belasan langkah saja.
Informasi terkait dengan manfaat jalan kaki yang disadur Kementerian Kesehatan dari Asosiasi Jantung Amerika menunjukkan banyak manfaat jalan kaki terhadap kesehatan jantung (p2ptm.kemkes.go.id, 3/5/2019).
Jalan kaki mencegah penyakit jantung dan strok yaitu menurunkan tekanan darah dan melancarkan aliran atau sirkulasi darah. Selain itu juga menurunkan kolesterol serta meningkatkan oksigen di paru-paru.
Peneliti jalan kaki juga menemukan di negara dengan kesenjangan antara warga yang tidak aktif jalan kaki dan warga yang aktif jalan kaki akan banyak kasus obesitas (KBBI: penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan; kegemukan yang berlebih).
Laporan kompas.com (4/3/2024) berdasarkan data NCD-RisC, Indonesia berada pada peringkat 168 dari 200 negara dalam daftar negara dengan tingkat obesitas laki-laki dewasa tertinggi. Sebanyak 6,53 persen orang dewasa laki-laki di Indonesia mengalami obesitas per 1 Maret 2024. Sementara, 16,58 persen perempuan dewasa Indonesia mengalami obesitas pada periode yang sama. Ini membuat Indonesia berada di posisi 150 dari 200 negara dengan tingkat obesitas perempuan dewasa tertinggi di dunia.