Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Ironis Warga Indonesia Kecanduan Ponsel Paling Top di Dunia tapi Literasi Pelajar Nomor 5 dari Bawah

Diperbarui: 2 Juni 2024   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto: dw.com/id -- picture/alliance/DPA/M. Irham)

Data terbaru menunjukkan penduduk Indonesia sudah kecanduan telepon seluler (Ponsel) yang sangat parah. Lagi-lagi, warga RI ada di peringkat pertama dalam hal waktu yang dihabiskan menatap layar Ponsel.

Dalam State of Mobile 2024 yang dirilis oleh Data.AI warga Indonesia menjadi pengguna yang paling lama menghabiskan waktu dengan perangkat mobile seperti Ponsel dan tablet pada 2023, yaitu 6 jam 5 menit setiap hari.

Warga RI adalah satu-satunya masyarakat yang menghabiskan waktu dengan menatap layar Ponsel lebih dari 6 jam tiap hari. Pada posisi kedua, warga Thailand hanya menghabiskan 5,64 jam per hari. Argentina ada di posisi ketiga yaitu 5,33 jam per hari.

Kecanduan Ponsel warga Indonesia sebetulnya tidak separah pada 2022. Pada 2022, warga RI menghabiskan waktu hingga 6,14 jam per hari menatap layar Ponsel dan tablet.

Indonesia juga menempati salah satu posisi teratas dalam hal download aplikasi. Data.AI menempatkan warga RI di posisi ke-5 dalam hal download aplikasi. Sepanjang 2023, warga RI sekitar 7,56 miliar kali melakukan download aplikasi.

Dalam hal download, warga China tidak ada saingan. Hanya dalam setahun, warga China 113,41 miliar kali mendownload aplikasi.

Meskipun nomor satu dalam penggunaan Ponsel dan tablet, ternyata warga RI bukan nomor satu dalam hal penggunaan aplikasi mobile. Warga RI "hanya" menghabiskan 415 miliar jam sepanjang 2023 di aplikasi mobile sehingga ada di posisi ketiga.

Warga yang paling banyak menghabiskan waktu di aplikasi mobile adalah India. Warga India menghabiskan waktu 1,19 triliun jam menggunakan aplikasi mobile.

Sayang, kecanduan menatap layar Ponsel dan tablet tidak berbanding lurus dengan tingkat literasi (membaca, matematika dan pengatahuan ilmiah).

Indonesia termasuk sebagai salah satu negara dengan kualitas murid paling rendah di dunia. Laporan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) yang mengukur kemampuan anak berumur 15 tahun di bidang membaca, matematika dan pengatahuan ilmiah menempatkan Indonesia di urutan ke-74 dari 79 negara yang ikut dalam penilaian yang dilakukan OECD (DW, 20/2/2024).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline