Lihat ke Halaman Asli

Syaiful W. HARAHAP

TERVERIFIKASI

Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Serial Mitos AIDS #4 Pergaulan Bebas Bukan Penyebab Penularan HIV/AIDS

Diperbarui: 30 Oktober 2023   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: mumbaimirror.indiatimes.com)

Epidemi HIV/AIDS secara global berlangsung sejak tahun 1981, tapi di Indonesia baru diakui oleh pemerintah pada tahun 1987.

Itu artinya epdemi HIV/AIDS sudah berkecamuk di Indonesia sejak tahun 1987 atau sudah 36 tahun. Kemenkes melaporkan sampai 31 Maret 2023 jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 522.687 yang terdiri atas 377.650 HIV dan 145.037 AIDS (hivaids-pimsindonesia.or.id).  

Sementara itu dilansir dari aidsmap.com disebutkan Indonesia (2018) dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, juga memiliki jumlah infeksi HIV baru terbesar keempat per tahun. Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) memperkirakan bahwa 73.000 infeksi HIV baru terjadi per tahun di Indonesia. Angka ini di belakang China, India, dan Rusia. Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia-Pasifik dengan prevalensi HIV yang masih meningkat.

Tapi, dengan kondisi itu justru materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS selalu dibalut dan dibumbui dengan moral sehingga fakta medis HIV/AIDS hilang yang membuat mitos (anggapan yang salah) jadi tumbuh subur di Indonesia.

Misalnya, mengait-ngaitkan pergaulan bebas (ini terminologi yang tidak jelas maknanya) dengan penularan HIV/AIDS.

Jika pergaulan bebas diartikan sebagai hubungan seksual di luar nikah (zina) baik dalam bentuk suka sama suka atau berbayar dengan pekerja seks komersial (PSK) di tempat pelacuran dan dengan cewek prostitusi online, maka tidak ada kaitannya dengan penularan HIV/AIDS.

Pergaulan bebas bisa juga disebut sebagai promiskuitas (KBBI: perilaku perkawinan dengan tidak membatasi pada satu jodoh saja; hubungan seksual antara sejumlah pria dan wanita tanpa ada aturan yang mengikat).

Risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjadi bukan karena sifat hubungan seksual (pergaulan bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom). Ini fakta!

MATRIKS: Kondisi Hubungan Sekual dan Risiko Tertular HIV/AIDS pada Pasangan Gay (Foto: Dok/AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap)

Maka, mengaitkan pergaulan bebas dengan HIV/AIDS merupakan mitos yang akhirnya menjadi kontra produktik dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline