"Dokter di Aceh Mengaku Sering Kedatangan Pasien HIV LGBT" Ini judul berita di news.republika.co.id (4/9-2023).
Pemakaian istilah LGBT di judul berita ini patut dipertanyakan, karena:
Pertama, apakah yang disebut 'pasien HIV' itu sudah menjalan tes HIV dengan standar prosedur tes HIV yang baku?
Kalau 'pasien HIV' itu sudah tes HIV ditempat yang ditunjuk pemerintah, maka mereka akan mendapatkan pendampingan, konseling dan pengobatan dari fasilitas kesehatan (Faskes) tempata mereka tes HIV.
Dalam berita tidak ada penjelasan apakah mereka sudah tes HIV ketika berobat ke dr Reza Febriliant, SpPD, di Aceh.
Kedua, terkait dengan lesbian pada LGBT, sampai sekarang belum ada kasus HIV/AIDS dengan faktor risiko seks lesbian. Maka, apakah 'pasien HIV' yang datang ke dr Reza memang ada lesbian (perempuan yang secara seksual tertarik dengan perempuan) dengan faktor risiko seks lesbian?
Baca juga: Kaitkan Lesbian Langsung dengan Penyebaran HIV/AIDS Adalah Hoax
Tampaknya, wartawan yang membuat berita ini, juga redaktur yang menaikkan berita ini, tidak memahami kaitan LGBT dengan penularan HIV/AIDS secara medis.
Baca juga: Penularan HIV/AIDS yang Marak di Aceh Bukan Karena Akibat Homoseksual
Dalam berita disebutkan: ".... Di antara mereka yang terkena HIV ada yang penyuka sesama jenis atau LGBT."